Program Ketahanan Pangan atau Ketapang hewani berupa pengadaan domba Garut (doc.lit) |
PENASULTAN.CO.ID, SERANG - Program Ketahanan Pangan atau Ketapang hewani berupa pengadaan domba Garut tahun 2022, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), biasa disebut Dana Desa. Yang Berada di Kampung Silebu Bayur RT 002 RW 003, Desa Silebu Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang - Banten, diduga dalam pelaksanaannya kades tidak tau berapa nominal anggaran untuk pembelanjaan hewan ternak domba Garut beserta kandangnya.
Dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kepala Desa Silebu, Ade Sapta Gunaedi, terkait program Ketapang Tersebut, dirinya mengatakan sudah Sesuai dengan poksinya, namun mengenai anggaran ia mengatakan tidak tahu,
"Untuk program Ketapang di desa silebu mah allhamdulilah, sudah Sesuai poksinya, terkait untuk yang lainnya tidak ada masalah sih, jumlah kambing domba Garut, itu saya kurang tau yah, itu yang lebih tau pak carik, Ujar kades.
Anehnya lagi Masalah anggaran Ketapang tahun 2022 kades, mengatakan tidak tau berapa anggarannya karna yang pelaksanaannya adalah carik atau sekdesnya,
"WADUUUUH..!! kalau saya tidak ikut, permasalahan anggaran yah, coba nanti tanya pak carik, kalau saya hanya penanda tanganan anggaran dan penyetujuan doang, namun untuk pelaksananya itu pak carik, coba aja nanti ya ditanya dulu, katanya seraya gugup,
Soal pembuatan kandang, Ade Sapta Gunaedi menjelaskan, bahwa dirinya tidak tau, untuk anggaran tersebut, dirinya berdalih itu hasil dari swadaya,
"Kalau perpindahan kandang itu saya tau, namun Untuk anggaran tersebut saya tidak tau berapa nya karena itu hasil Swadaya masyarakat, kilahnya.
Ditanyakan terkait penjualan domba Garut tersebut sebanyak 13 ekor, Ade Sapta Gunaedi, diduga berpura-pura tidak tahu karna yang ia ketahui hanya 3 ekor domba Garut yang dijual,
"Nanti Coba saya konfirmasi dulu, soalnya saya gak tau kalau kambing itu dijual 13 ekor, yang saya tau hanya ada 3 ekor kambing yang dijual, untuk bikin kandang itupun kambing yang sudah Tua atau tidak produktif terkait harga jualnya saya tidak tahu, karna itu semua sudah diserahkan sama kelompok dan orang BUMDES, Dalihnya.
Diketahui Sebelumnya diberikan dimedia ini bahwa program Ketapang tahun 2022 Didesa Silebu diduga tidak adanya anggaran untuk pembangunan kandang domba Garut,
Seperti yang disampaikan oleh Wawad selaku Ketua kelompok penerima manfaat, menceritakan bahwa awal kandang domba ini dibangun dari dana anaknya Kepala Desa Silebu, yang bernama Haji Dian, dan pengerjaan pembuatan kandang menelan biaya sekira dua puluh juta rupiah.
"Mulanya Kandang ini punya anak Kepala Desa Silebu bernama Haji Dian, dan dibangun bersama saya, habislah dua puluh jutaan mah untuk pembangunan kadang, sebetulnya kandang ini disebut untuk menampung kambing atau domba, buat qurban, dan bukan untuk Ketapang," ucap Wawad saat ditemui dikediamannya, Selasa (26/09/2023) petang.
"Berhubung ada bantuan Ketapang, kemudian, diserahkan kandang ini untuk ditaruh domba itu disini," imbuhnya.
Akan tetapi, belum lama ini dengan alasan keamanan dan kandang itu jauh dari pantauan, dirinya dengan ijin dari Kepala Desa berinisiatif memindahkan kandang tanpa membongkar kandang yang pertama, biar dekat dengan tempat tinggalnya.
"Seijin Kades, biar aman agar tidak hilang dan juga jauh, kandang itu dipindahkan dekat rumah saya, persisnya dibelakang rumah dan itu juga dekat ama rumah warga juga, adalah sebulan yang lalu itu," katanya.
Untuk biaya pembuatan kandang yang kedua ini, Wawad mengutarakan diambil dari hasil jual domba Garut bantuan dengan kondisi sakit sebanyak 13 ekor, dan dibangun bersama sama anggota kelompok penerima manfaat.
"Itu nominalnya, delapan jutaan rupiah, jadi enam juta rupiah buat bikin kandang, yang dua juta rupiah buat dibagi buat beli rokok dan kue kue, selebihnya buat yang kerja secara Gotong-royong sekaligus nambah nambah penghasilan kelompok penerima manfaat ini," jelasnya.
Wawad melanjutkan, kandang kedua berukuran lebih kecil dari kandang awal, dengan panjang empat meter dan lebarnya empat meter.
"Lebih kecil kandangnya ama yang pertama, yaitu panjang dan lebarnya masing masing berukuran cuma empat meteran," lanjutnya.
Domba bantuan yang sudah berkurang ini, Wawad menambahkan terutama yang mati, sudah di dokumentasikan dan dilaporkan kepada pihak Desa setempat.
"Itu semua sudah dilaporkan Kang, dokumentasi juga ada," sambungnya.
Terakhir, tentang spanduk anggaran, dirinya berdalih awalnya itu sudah ada dan terpasang.
"Itu bisa gak ada tuh gimana yah, padahal setau saya itu ada, mungkin kena hujan angin apa yah jadi gak ada itu," kilahnya
Sampai berita ini ditayangkan kedua kalinya Kepala desa Silebu tidak mau memberikan keterangan terkait anggaran Ketapang 2022 terkesan ada yang disembunyikan.
Reporter: Uci/Udin
COMMENTS