Ilustrasi Istimewa |
PENASULTAN.CO.ID, SERANG, - Program Ketahanan Pangan atau Ketapang hewani domba Garut realisasi tahun 2022, bersumber anggaran Dana Desa. Berada di Kampung Luwung Priyayi RT 002 dan RT 003 RW 002, Desa Jeruk Tipis Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
Dalam pelaksanaannya diduga tidak transparan mengenai anggaran terkait program tersebut.
Hal itu terungkap dalam penelusuran Penasultan.co.id, Rabu (20/09/2023) siang, didapati keterangan dan informasi bahwa di lokasi tersebut tidak ditemukan spanduk anggaran atau PIP, bahkan kadang domba tersebut tidak ada, Kepala desa, meminta masyarakat untuk membuat kadang domba secara mandiri, dan pengelolaan domba diduga tidak maksimal sehingga banyak yang mati.
Barja, warga penerima manfaat perorangan RT 003 RW 002, mengatakan awal didatangkan domba Garut ini, karena tidak ingin pihak pertama untuk mengurusi, sehingga dilimpahkan kepada saya,
" sebenarnya saya tidak tahu menahu, terkait program ini, saya dipanggil, oleh pihak bernama Asmar selaku penerima manfaat awal, minta untuk domba ini, urusin yah, karena gak ada yang mau ngurusin, yang ngambil juga nih saya (Asmar red) gak mau ngurusin, ruwetlah dipikir pikir mah," ucapnya saat didampingi Ketua RT setempat, Rabu (20/09/2023) siang.
Padahal, Barja menyatakan, dirinya saat ini sedang mengurusi kambing miliknya sendiri.
"Gimana nih, saya juga lagi ngurusin kambing banyak nih," ujarnya.
Akan tetapi dirinya, dinilai oleh pihak Desa setempat dan pendamping Kecamatan Kragilan, dianggap mampu untuk mengurus domba Garut tersebut, terlebih memiliki kandang sendiri.
"Alasannya karena gak ada yang mau, terus milih saya untuk ngurusin karena punya kambing dan kandangnya," katanya.
Terkait domba yang mati, Barja menyatakan karena kondisi cuaca dan kurangnya ketersediaan pakan.
"itupun semenjak saya urusin adalah kira kira enam bulan lamanya, tapi setelah itu empat ekor domba pada mati semua," ungkapnya.
Dikatakan Serupa, Hudari, selaku penerima manfaat perorangan diKampung Luwung Priyayi RT 003 RW 002, mengutarakan alasan domba Garut ini dibagikan, sebagai bentuk pemerataan penghasilan.
"Maksudnya begini yach, bisa dikatakan sebagai pemerataan, barangkali siapa neh yang butuh, kalau minat untuk ngurusin, silahkan di ambil, buat tambahan penghasilan," paparnya.
"Tapi yang ada malah banyak yang gak mau, akhirnya yang mau ngurusin itu ada empat orang, saya sendiri Hudari, dua ekor, betina semua semuanya masih hidup, sedangkan barja tiga ekor betina, satu pejantan, namun domba nya mati semua, husen satu ekor betina, mati juga dan nursani dua ekor sepasang mati juga, jadi total ada sembilan ekor, tersisa punya saya Dua ekor betina" imbuhnya.
Disampaikan, Karian, selaku Ketua RT 003 RW 002, dirinya menyatakan kalau memang domba ada yang mati, untuk pihak Desa setempat menyuruh tinggal poto saja.
"Pernah kita juga memanggil pihak desa untuk mengontrol, sini Pak Carik ngontrol jangan semuanya nyerahin ke saya, pihak desa juga kalau ada domba yang mati, yasudah dipoto aja terus kirim kepihak desa," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jeruk Tipis, saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Aceng Supandi, mengatakan dengan nada gugup, berdalih bahwa dirinya lupa soal anggaran Ketapang 2022 karena banyak yang dipikirkan.
Saya lupa kang terkait anggaran program ketapang itu yah, karna banyak orang yang saya pikirin, jadi saya tidak hapal, nanti dikomunikasikan sama staf desa, itu RABnya ada kok," dalihnya.
Lanjut kata kades, untuk nama kelompok penerima manfaat dirinya mengatakan lupa,
"Oh iya Itu dikelompokkan namun saya Lupa kang nama kelompoknya, ucapnya.
Saat ditanyakan tentang harga satuan pembelian domba, kades mengatakan hal yang sama yaitu lupa karena banyak memikirkan orang
"Iya itu juga Lupa kang soalnya banyak yang dipikirkan, imbuhnya,
Ditanya Soal domba yang mati, dirinya mengatakan dokumentasinya ada, kendati demikian terkait keseluruhan program ketapang tahun 2022 Tersebut Kades menyatakan lupa seraya menutup teleponnya.
Reporter: Uci/Udin
COMMENTS