PENASULTAN.CO.ID, KOTA SERANG-->> Pemerintah Kota Serang Melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang (DPUPR) Kota Serang sedang mengerjakan proyek pembangunan pengelohan Perpipaan Limbah Domestik Terpusat (SPAL-DT) di lingkungan bengkeng, kelurahan Curug, kecamatan Curug, kota Serang-Banten dalam pelaksananya yang seharusnya secara swakelola masyarakat, malah justru menggunakan alat berat ekskavator,
Program SPAL-DT sendiri merupakan program berbasis masyarakat, yang seharusnya dikerjakan secara swakelola masyarakat, Kalau memang menggunakan alat berat, lantas bagaimana menghitung HOK nya? Diketahui HOK adalah hari orang kerja dihitung dalam total curahan waktu kerja dimana 1 HOK = 1 orang pria dewasa bekerja selama 1 hari efektif 8 jam,
Dihubungi Bagus selaku ketua koordinator program SPAL-DT se-kota serang, melalui sambungan WhatsAppnya mengatakan bahwa program ini jelas Swakelola Masyarakat,
" Program Kitakan Swakelola ya, jadi mulai dari perencanaan sampai pekerjaan juga kita limpahkan ke KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat-red), katanya Senin,(04/09/23)
Bagus menambahkan, terkait proyek SPAL-DT sendiri menggalinya menggunakan alat berat excavator, dirinya berdalih itu tergantung kondisional,
"Oh kalau itu tergantung kondisional lokasinya kalau tanahnya gembur dikerjakan Tenaga orang, kita memikirkan kecelakaan kerja, kalau tanahnya keras itukan butuh waktu lama, untuk itu kita mengunakan alat berat, nanti kan kita laporkan penggunaan anggaran untuk alat berat, di RAB akan kita CCO untuk lebih jelasnya silahkan konfirmasi kedinas saja. Dalihnya.
Berita sebelumnya--👇👇👇
Untuk Mengejar Waktu KSM Al-Ikhlas pekerjaan Swakelola SPAL-DT Menggunakan Alat Berat Ekskavator
Sebelumnya Ditemui di lokasi proyek ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) H. Amsudin mengatakan bahwa menggunakan alat berat excavator dinilai lebih cepat,
"Kalau penerima manfaat ada 70 orang
Sesuai dengan persyaratannya Untuk panjang galian 7.80 meter, lebar 3.90 meter dan kedalaman galian 4meter, oh pengunaan alat berat beko itu karena tanah di sini banyak cadasnya, makanya mengunakan Ekskavator lebih cepat, ucapnya.
Namun saat di pertanyakan terkait kait tanah yang di hibahkan atau di jual belikan ketua pokmas H.Amsudin dan pemilik lahan H.Bana yang dipergunakan SPAL-DT mereka tidak singkron atau kebingungan untuk ketua pokmas jawaban di beli, dan haji bana pemilik tanah jawabnya di hibahkan.
Di tempat yang sama ketua KSM (kelompok swadaya masyarakat) Rasiman saat dikonfirmasi mengatakan masih baru dan tidak tahu tekniknya,
" Untuk ketua pokmas H.Amsudin, bendahara H.asmawi,dan saya sendiri ketua KSM nya, seharusnya sudah di mulai di tanggal 13 Juli 2023 lalu, kami sudah ketinggalan waktu satu bulan untuk mengejar ketertinggalan ya terpaksa kami gunakan ekskavator, kalau untuk ngerapihinnya mah warga lagi sih, karena saya belum pernah megang-megang kaya gitu ya, supaya cepat selesai gituh, ucapnya.
Senada dengan kordinator, Bagus, Dihubungi melalui WhatsApp Ari selaku pendamping program, mengatakan itu tergantung Medan dan efesien waktu,
"Kalau untuk menggunakan Ekskavator tergantung Medan dan efisien waktu, di lokasi menemukan cadas atau batu keras kalo menggunakan tenaga orang bisa lebih dari 2 minggu baru selesai nanti untuk perapiahanya tetap menggunakan tenaga orang, jadi tetep pemberdayaan ada, dalihnya.
Ari menambah kan " terus untuk menghitung HOK ( harga ongkos kerja) Itu masuknya disewa alat, nanti tertuang dalam spj nya, tutupnya.
Perlu untuk diketahui proyek pembangunan SPAL-DT ini di biayai oleh DAK (Dana Alokasi Khusus) tahun Anggaran 2023 , dengan nilai kontrak: Rp 548.329.200. volume kegiatan: 1 paket , waktu pelaksanaan: 90 hari kalender , lokasi kegiatan: link Bengkeng Lebak RT 02.rw.04 kelurahan Curug yang di kerjakan oleh KSM Al-ikhas, Namun Sangat disayangkan dalam pelaksanaanya tidak secara Swakelola Masyarakat.
Reporter: Tisna/Sohari
COMMENTS