Serang - Ketua kelompok tani (Poktan) Harapan Mulya yang beralamatkan di desa Cirendeu, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang - Banten yang di ketuai oleh Yayan, memberikan keterangan yang meragukan tidak sinkron dengan para Anggota kelompok tani di duga kerbau dari program UPPO tahun 2023 di jual buat biaya Munggah puasa.
Hal itu dikatakan beberapa anggota Poktan sebut saja salah satu anggota Sardi namanya, mengatakan bahwa kerbau mati 3 ekor tapi kalau yang satunya coba tanya saja ke ketua Poktannya.
"sepengetahuan saya mah yang mati itu 3 ekor soalnya saya yang mengembalanya". ujarnya Rabu (20/03/2024)
Sardi menambahkan untuk pembuatan kandang itu belum lama ini "buat kandang ini bulan 10 tanggal 14 tahun 2023, untuk ketuanya Yayan, sekertaris nya Junaedi dan bendahara nya istrinya Yayan", jelasnya.
Sardi menjelaskan bahwa dirinya kebingungan dengan alat pengolahan pupuk organik ini, karna dia mengaku belum mendapatkan arahan baik dari ketua Poktan maupun Dinas pertanian Kabupaten Serang,
"Untuk alat ini saya juga bingung untuk apa ya karena belum di kasih penjelasan dari pihak dinas, apalagi dari ketua Poktan. Tanah ini yang digunakan punya ketua yayan, tahu hibah tahu apa gimana ya saya tidak tahu", jelasnya seraya kebingungan.
Masih kata Sardi dirinya mengeluhkan dengan adanya program ini, kata kalau punya sudah mending di jual semua kerbaunya,
" saya juga sudah capek pak ya kalau punya pribadi saja pengen tak jual saja semuanya, pak RT Suhandi ini bukan sekertaris tapi sama kaya saya anggota, pihak dinas pertanian kabupaten Serang belum pernah ke sini dari semenjak dana turun" keluhnya.
Sementara Di temui di kediaman nya Yayan selaku ketua Poktan Harapan Mulya, saat di pertanyakan keseluruhan kerbau yang dibeli, dirinya mengatakan tadinya kerbau ada 8 ekor akan tetapi dalam jangka waktu sebulan mati 4 ekor.
" Untuk ketua nya saya sendiri, Sekertaris nya RT Suhandi, bendahara Junaedi, sebenarnya saya lagi pusing untuk saat ini, bagaimana harus mengganti kerbau yang mati itu ke mna cari duit, masa kerbau yang mati saya yang harus ganti", katanya.
Lanjut Yayan" tadinya kerbau sudah pas ada 8 ekor saya laporkan ke Dinas pertanian kabupaten Serang dan suruh dokter hewan ngecek ke sini namun gak ke sini -sini sampai sekarang
Kalau belinya di tukang jagal seharga 12 jt per ekor sudah dapat surat sehatnya dari mantri hewan, karena sekarang mah jagal itu kerja sama dengan dokter hewan (Dinkes -red).
Akan tetapi dalam waktu sebulan ini itu kerbaunya pada mati sebanyak 4 ekor" kata dia.
Namun saat di minta dokumen kerbau yang mati, jawabnya ya entar saya kirim ya, namun sampai berita ini di tayangkan ketua Poktan belum dapat memperlihatkan dokumentasinya.
untuk melengkapi informasi ini awak media akan konfirmasi ke Dinas pertanian kabupaten Serang guna kepentingan publikasikan.
(Tisna)
COMMENTS