Doc. Istimewa |
Serang – Soal pembangunan proyek rabat beton di Desa Kemuning Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang - Banten, yang pekerjaannya menggunakan alat berat dalam pelaksanaan kegiatan dan di duga di kontraktualkan atau dipihak ke tiga kan, seperti yang diberitakan sebelumnya di media ini, mendapat tanggapan dari camat Tunjung Teja Asep Kurniawan, dirinya angkat bicara, menurutnya itu sangat tidak di benar sama sekali.
Dijelaskan Asep Kurniawan camat Tunjung teja saat di temui di gardu kantor kecamatan Tunjung Teja mengatakan, kalau untuk di pihak ketiga kan atau di kontraktualkan itu tidak di benar kan,
"ada pun, yang menggunakan alat berat (Ekskavator) itu tidak ada anggaran nya misalnya begini karena tidak kuat untuk tenaga manusia ya terpaksa harus menggunakan alat berat tapi itu tidak ada Anggaran nya dan tidak di anggarkan dari dana desa, ya itu mah harus siap siap saja tetombok," katanya Selasa (28/05/2024)
Baca juga berita sebelumnya 👇 👇 👇
Pembangunan Jalan Rabat Beton di Desa Kemuning Tunjung Teja Diduga Dikontraktualkan
Terkecuali lanjut kata Asep, "pengunaan alat berat tersebut dari uang pribadi kepala desa sendiri itu baru di boleh kan, tapi kalau untuk menggunakan alat berat dari dana desa itu tidak ada kang," Ucapnya seraya meyakinkan awak media.
Asep menjelaskan untuk penggunaan batu atau agregat di sesuaikan dengan Medan jalan atau kondisi nya, kalau di gunakan Agregat b( 2,3) jalan nya gembur ya pasti tidak kelihatan tenggelam,
"sekarang mah kades tidak takut sama camat, mereka punya anggaran sendiri mana di kecamatan tidak ada Anggaran nya, kita juga tidak punya kewenangan untuk memeriksa atau terlalu jauh terhadap desa, karna itu kan ada lagi tugas nya inspektorat, BPK, bukan ranah kami, kalau kami kencang kencang takut kades ngadu lagi Sama bupati, jadi persoalan lagi. Ya sekarang mah langsung ke bupati saja ada apa apanya juga kades itu," jelasnya.
Di singgung terkait perencanaan pembangunan di desa apakah di rencanakan dulu atau di lihat titik koordinat nya sebelum pekerjaan di mulai dirinya kembali menjelaskan,
" Ya itu harus lah itu sudah ada di RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa). Misalnya ada yang tidak tahu atau tidak paham tentang titik yang akan di kerjakan sehingga ada lubang di bekas galian, dan menggunakan alat berat untuk mengurug lubang tersebut siap siap saja anggarannya membengkak, dan itu sudah pasti," bebernya.
Asep juga berharap agar media mendatangi kepala desa kemuning, dan menyarankan untuk bermitra dengan kepala desa, akan tetapi dirinya juga mengeluh terkadang kepala desa juga sulit untuk di ajak rapat,
"samperin saja ke sana ke kadesnya bermitra saja lah, di sini kami hanya pembinaan saja untuk desa desa. Tapi memang sih kadang kadang di suruh rapat saja susah minta ampun (Kepala desa-red), Kalau Monev (monitoring evaluasi), dia kepala desa mengajukan ke kecamatan kalau nggak mah ya nggak akan di monev monev kan tujuannya hanya untuk SPJ saja untuk pengajuan anggaran berikutnya," pungkasnya.
Untuk diketahui pembangunan jalan rabat beton yang di biayai oleh Anggaran Dana Desa DD atau APBDes, yang telah di gelontorkan dengan nilai 101.745.000 Yang di kerjakan secara swakelola, namun kenyataannya dilapangan diduga kuat dalam pelaksanaannya dipihak ketiga kan atau dikontraktualkan.
(Tisna/red*)
COMMENTS