Serang - Proyek pembangunan saluran drainase di Kampung Kiara, RT 03/01, Kelurahan Kiara, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, diduga merupakan proyek bodong karena tidak memiliki papan informasi proyek (PIP) dan diduga mengabaikan UU KIP No. 14 Tahun 2008. Pelaksanaan proyek tersebut juga diduga asal-asalan.
Pantauan awak media di lokasi proyek menunjukkan bahwa para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan bekerja tanpa sepatu, pondasi dipasang tanpa lantai dasar dan terlihat tipis serta langsung menumpuk di tanah. Lebih parahnya lagi, proyek ini tidak memiliki PIP, yang mengindikasikan proyek ini bodong. Padahal, sesuai UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang untuk pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta bagian penting dari ketahanan nasional.
Pelaksanaan pekerjaan proyek yang menggunakan anggaran negara seharusnya memasang PIP di lokasi sebelum pekerjaan dimulai, sebagaimana diatur dalam Kepres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Hal ini bertujuan agar masyarakat dan berbagai pihak dapat mudah melakukan pengawasan terhadap proyek yang sedang dikerjakan.
Di lokasi proyek, seorang pekerja saat ditanya tentang APD, PIP, upah, dan siapa pelaksananya, mengungkapkan bahwa mereka tidak diberikan sepatu boots, rompi, dan helm. "Upah harian pekerja adalah Rp100 ribu dengan jumlah pekerja sekitar 8 orang. Pelaksana proyek ini disebut "Bauk" dari Kuranji." kata pekerja.
Seorang pekerja juga menambahkan bahwa lebar pondasi bawah adalah 30 cm, atas 40 cm, dan tinggi pondasi 70 cm. Untuk informasi lebih lanjut, dia menyarankan untuk bertanya kepada Ketua RT.
Di tempat yang sama, Saguli, Ketua RT 03, mengatakan bahwa dia hanya mengontrol proyek tersebut dan tidak tahu siapa pelaksananya.
" Nggak tahu dulur pelaksana nya saya di sini juga hanya ngontrol saja untuk ini dan itu tidak tahu apa -apa, di bayar juga tidak saya bukan tidak transparan sumpah aja, " ujarnya seraya membalikkan muka lalu pergi
Saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jado, Lurah Kiara, menjelaskan bahwa dia masih menunggu pelaksana proyek yang belum menemui dirinya. Dia menegaskan bahwa hingga saat ini dia belum mengetahui siapa pelaksana proyek tersebut.
Belum diketahui secara pasti nominal anggaran untuk pembangunan drinase tersebu, namun begitu diduga kuat dalam plaksanaanya dikerjakan asal-asalan.
[tisna]
COMMENTS