Jakarta, Penasultan.co.id , – 19 November 2024 Dunia pendidikan kembali menjadi sorotan. Seorang oknum kepala sekolah di sebuah SMK swasta...
Jakarta, Penasultan.co.id, – 19 November 2024 Dunia pendidikan kembali menjadi sorotan. Seorang oknum kepala sekolah di sebuah SMK swasta di Kemayoran, Jakarta, diduga mengancam orang tua murid dengan pernyataan akan menyewa orang untuk menembak m*ti anaknya jika tidak segera kembali ke sekolah. Insiden tersebut terjadi dalam rapat yang diadakan pada Jumat, 8 November 2024, yang melibatkan para orang tua dan murid terkait kasus tawuran pelajar.
Awalnya, insiden tawuran antar pelajar yang terjadi pada Jumat, 1 November 2024, di sekitar Kampung Irian, Serdang, Kemayoran, menyebabkan seorang pelajar terluka di bagian wajah. Polisi telah mengamankan 10 pelaku, namun satu pelaku berinisial AM hingga kini belum ditemukan.
Setelah aksi tawuran tersebut, pihak sekolah mengundang orang tua murid yang terlibat dalam rapat. Dalam pertemuan itu, seorang orang tua berinisial AM mengaku menerima ancaman serius dari kepala sekolah.
"Saya kaget dan takut. Gurunya mengancam anak saya, katanya, ‘Kalau sampai tanggal 15 tidak datang ke sekolah, saya bayar orang untuk tembak kakinya sampai mati. Kalau sudah mati, saya tidak tanggung jawab.’ Semua orang tua yang hadir mendengar itu," ujarnya dengan rasa syok.
Saat awak media mencoba mengonfirmasi, kepala sekolah berinisial IM tidak berada di tempat. Wakil kepala sekolah berinisial S yang menemui awak media mengakui adanya pernyataan tidak pantas dalam pertemuan tersebut dan meminta maaf.
"Dalam pertemuan itu mungkin ada kesalahan komunikasi dari pihak kepala sekolah. Kami mohon maaf atas kejadian ini," ujar S.
Untuk diketahui Menurut Pasal 336 KUHP, ancaman pembunuhan dapat dikenakan hukuman pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan. Jika ancaman tersebut dilakukan secara tertulis atau memenuhi syarat tertentu, hukuman dapat meningkat hingga 5 tahun.
Sementara itu, upaya konfirmasi lebih lanjut melalui pesan WhatsApp kepada kepala sekolah tidak mendapatkan respons lebih lanjut. Pesan yang dikirim hanya dibaca tanpa jawaban, sehingga menimbulkan kesan bahwa pihak sekolah berusaha menutupi kejadian tersebut dan berdalih bahwa pihak media telah salah menghubungi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak SMK swasta Kemayoran belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan ancaman tersebut. Kasus ini menambah deretan permasalahan serius di dunia pendidikan yang membutuhkan perhatian dan penanganan segera.
(Armada)
COMMENTS