Konfrensi Pers Polres Jakarta pusat Pastikan Dugaan Kasus Bayi Tertukar di RSI Cempaka Putih Jakarta — Polres Metro Jakarta Pusat memasti...
Jakarta — Polres Metro Jakarta Pusat memastikan bahwa dugaan kasus bayi tertukar di Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta Cempaka Putih tidak terjadi. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (24/12/2024), menyusul hasil tes DNA yang membantah dugaan tersebut.
Dugaan ini bermula dari laporan pasangan Muhammad Rauf dan Feni terkait bayi mereka yang lahir pada 16 September 2024 dan dinyatakan meninggal dunia pada 17 September 2024. Keluarga sempat menemukan sejumlah kejanggalan, termasuk perbedaan fisik antara bayi di rumah sakit dengan bayi yang dimakamkan.
Namun, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M. Firdaus, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tes DNA dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, bayi tersebut secara ilmiah terbukti adalah anak biologis Rauf dan Feni.
“Berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA, telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik Mr. X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni,” ujar Firdaus saat konferensi pers.
Firdaus menegaskan bahwa hasil pemeriksaan DNA dilakukan dengan prosedur ilmiah yang ketat dan transparan. “Hasil pemeriksaan DNA ini telah kami uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya. Sisa sampel barang bukti akan dikembalikan atau dimusnahkan setelah satu tahun masa simpan, sesuai ketentuan yang berlaku,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSI Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo, mengaku bersyukur atas hasil tersebut. “Alhamdulillah, bahwa secara ilmiah dugaan bayi tertukar itu tidak terjadi,” ungkap Jack.
Ia juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSI Cempaka Putih. “Insya Allah ke depannya pelayanan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta bisa lebih optimal lagi dan melayani masyarakat dengan baik,” tutupnya.
Dengan hasil ini, kasus dugaan bayi tertukar yang sempat viral di media sosial resmi ditutup. Pihak kepolisian dan rumah sakit berharap tidak ada lagi spekulasi yang berkembang terkait isu tersebut.
(Arm)
COMMENTS