Bangunan SMPN 2 Gunung Sari yang baru rampung sudah mengalami kebocoran
Bangunan SMPN 2 Gunung Sari yang baru rampung sudah mengalami kebocoran (Foto: Amin penasultan.co.id) |
Serang, penasultan.co.id-
Dugaan praktik “setoran besar” dalam pengadaan proyek pembangunan sekolah kembali mencoreng dunia pendidikan. Kali ini, SMPN 2 Gunung Sari menjadi korban dengan kondisi bangunan baru yang amburadul dan justru membahayakan siswa.
Seorang siswa yang didampingi guru mengungkapkan kepada awak media bahwa bangunan sekolah mereka bocor parah.
“Air masuk ke ruang kelas, tempat belajar jadi basah,” ujar siswa tersebut. Pada Senin, (20/1)
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Sekolah Saepuloh, yang menyebut kebocoran terjadi di hampir seluruh ruangan. Bahkan, air masuk ke saluran kabel listrik, menyebabkan beberapa siswa terkena setrum.
“Saya sangat menyayangkan kondisi ini. Bangunan baru, tapi hampir semua titik kelas bocor. Genteng sudah mau copot saat terkena angin, lis plafon berantakan, dan bahkan tukang yang mengerjakan proyek ini belum semuanya dibayar,” ungkap Saepuloh dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Saepuloh mengaku sudah melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan, namun sangat di sayangkan hingga kini belum ada tindak lanjut.
“Saya khawatir, kalau kondisi ini dibiarkan, bisa saja bangunan ambruk dan membahayakan siswa,” tegasnya.
Di sisi lain, Agung, selaku kontraktor dari CV Abadi Berkah yang memenangkan tender proyek ini, memilih bungkam. Konfirmasi dari media terkait pengerjaan proyek yang terkesan asal-asalan ini tak mendapat tanggapan.
Kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan ini memunculkan dugaan bahwa proyek tersebut dilaksanakan dengan sistem setoran besar. Akibatnya, kualitas bangunan dikorbankan demi keuntungan pihak tertentu. Jika ini dibiarkan, bukan hanya siswa yang dirugikan, tetapi juga integritas dunia pendidikan.
Publik menanti tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran ini serta memberikan solusi konkret agar insiden serupa tidak terulang.
(Amin)
COMMENTS