Kota Serang, Penasultan.co.id — Di tengah sorotan tajam atas dugaan penyimpangan dalam proyek pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) Kiara, sebuah pemberitaan dari media lain justru ramai dibicarakan karena dianggap terlalu “manis” dan diduga kuat sebagai berita bayaran yang menyanggah fakta lapangan.
Proyek Pustu yang berlokasi di Kampung Prisen, Kelurahan Kiara, Kecamatan Walantaka, Kota Serang ini dibangun menggunakan dana APBD Kota Serang 2025 senilai Rp729 juta. Namun, investigasi eksklusif tim penasultan.co.id menemukan sejumlah kejanggalan fatal—berbanding terbalik dengan narasi pemberitaan yang menyebutkan progres mencapai 35% dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur.
Narasi Indah vs Fakta Buruk di Lapangan
Dalam pemberitaan media lain, disebutkan warga menyambut antusias pembangunan Pustu tersebut dan memuji peran kontraktor serta Dinas Kesehatan. Bahkan, tokoh LSM setempat digambarkan ikut memuji pelaksanaan proyek dan meminta masyarakat turut mendukung.
Namun, fakta lapangan yang dihimpun selama beberapa hari menunjukkan kondisi sebaliknya:
- Material berkualitas rendah digunakan secara terang-terangan. Campuran semen lokal dan semen Conch, batu tak seragam, dan besi tipis ditemukan di lokasi.
- Pondasi tidak sesuai spesifikasi teknis, dengan kedalaman galian hanya 30 cm dan tidak ada pasir urug sebagaimana mestinya. Pengukuran lapangan oleh tim kami menemukan lebar pondasi hanya 45-50 cm, jauh dari klaim 70 cm.
- Tidak ada transparansi pelaksana: nama konsultan pengawas tidak dicantumkan dalam papan informasi proyek. Bahkan Kepala Kelurahan Kiara mengaku belum pernah didatangi atau dikonfirmasi oleh pelaksana.

Diduga Rekayasa Publikasi untuk Meredam Sorotan
Munculnya berita tandingan yang penuh pujian terhadap pelaksana proyek dan Dinas Kesehatan, di tengah derasnya kritik dari warga dan hasil investigasi media ini, memunculkan kecurigaan adanya upaya mengaburkan fakta. Diduga kuat, berita tersebut dipesan atau dibayar oleh pihak kontraktor untuk meredam opini publik.
“Kalau lihat di lapangan, kenyataannya nggak seperti di berita itu. Warga malah banyak yang kecewa karena nggak dilibatkan kerja dan kualitas bangunan dipertanyakan,” ujar salah satu warga Prisen yang tak ingin disebutkan namanya, Jum’at (18/07/2025).
Warga Lokal Terpinggirkan, Pengawasan Mandul
Kontraktor proyek, CV Sinar Harapan, disebut-sebut tidak melibatkan tenaga kerja lokal. Semua pekerja dibawa dari Rangkasbitung, termasuk tukang dan kenek. Warga yang seharusnya bisa diberdayakan justru dibiarkan jadi penonton.
“Padahal ini proyek pakai uang rakyat, tapi kami tidak diajak,” ujar seorang warga dengan nada kecewa.
Sementara itu, AWOK yang mengaku hanya sebagai pengganti pelaksana utama, menyatakan bahwa tidak ada pelaksana tetap yang stand by di lapangan. Hal ini semakin memperkuat dugaan lemahnya pengawasan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Serang sebagai pemilik proyek.
Ironisnya, ketika tim media penasultan.co.id kembali ke lokasi pada hari yang dijanjikan oleh mandor, kegiatan proyek justru libur total tanpa kejelasan.
Dinas Kesehatan dan Konsultan Pengawas Bungkam
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Dinas Kesehatan Kota Serang maupun konsultan pengawas. Tim penasultan.co.id akan segera melakukan konfirmasi langsung ke instansi terkait untuk menggali pertanggungjawaban atas dugaan penyimpangan anggaran.
Wartawan Diblokir, Monitoring Diduga Tak Jalan
Setelah berita dugaan penyimpangan dimuat penasultan.co.id, tim berusaha mengonfirmasi ke tim monitoring kurva S dari Dinas Kesehatan. Namun yang terjadi, nomor wartawan justru diblokir sepihak. Tindakan ini mengundang pertanyaan besar: Apa yang sebenarnya ditutupi?
Ketika dikonfirmasi, Oon—pengawas dari Dinas Kesehatan—malah melempar tanggung jawab ke Dinas PU. “Kami hanya monitoring administrasi UKS, bukan teknis lapangan,” kilahnya.
Anehnya, ia enggan memberikan kontak teknis dari PU. “Kalau mau tahu detailnya, cari sendiri ke PU. Saya nggak bisa kasih nomor,” ujarnya defensif.
Akhir Tahun Target Selesai, Tapi Kualitas Dipertanyakan
Proyek ini ditargetkan selesai akhir tahun 2025. Namun dengan kondisi pengerjaan yang amburadul, kualitas yang diragukan, dan minimnya pengawasan, publik patut waspada. Jangan sampai anggaran ratusan juta dari uang rakyat menguap percuma demi proyek yang hanya bagus di atas kertas atau di berita bayaran.
Panggilan untuk APH dan BPK
Dengan segala temuan dan ketimpangan antara narasi media lain dan realitas lapangan, patut diduga telah terjadi praktik manipulatif dalam proyek ini. Aparat penegak hukum dan lembaga audit negara seperti BPK dan Inspektorat wajib turun tangan untuk melakukan audit menyeluruh.
Jika benar terjadi penyimpangan RAB dan pemalsuan informasi publik melalui berita bayaran, maka hal ini bukan hanya merugikan keuangan negara tetapi juga mencoreng prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
Penasultan.co.id berkomitmen untuk terus mengawal proyek-proyek yang menggunakan dana publik. Kritik adalah bagian dari kontrol sosial, bukan serangan. Transparansi dan integritas harus dijunjung tinggi demi masyarakat yang lebih berdaya dan sejahtera.
[Tisna | Editor: Redaksi]