SERANG, penasultan.co.id – Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, menuai sorotan tajam. Proyek yang dibiayai melalui Dana Desa (DD) sebesar Rp116 juta lebih itu diduga dikerjakan asal-asalan.
Hasil investigasi tim media penasultan.co.id di lokasi menunjukkan, plastikan cor hanya dipasang di pinggir jalan saja, seolah hanya formalitas. Tak hanya itu, adukan semen terlihat bercampur dengan rumput dan komposisi campuran material diduga kuat tidak sesuai spesifikasi teknis yang semestinya diterapkan dalam pembangunan rabat beton.
Ironisnya, kondisi di lapangan menunjukkan mutu pekerjaan jauh dari kata layak. Campuran semen dan pasir terlihat tidak homogen, serta terdapat bagian permukaan yang mudah rapuh ketika diinjak.
Keterangan Staf Desa: TPK Bernama Napi, Kades Sedang Sakit
Menurut keterangan salah seorang staf Desa Sujung yang enggan disebutkan namanya, proyek tersebut memang dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) atas nama Napi, sementara Kepala Desa Sujung dikabarkan tengah menjalani perawatan di rumah sakit.
“Untuk kegiatan fisik tahap kedua Dana Desa itu di ujung sawah, pembangunannya jalan usaha tani (JUT). Pak lurah sedang sakit, kalau TPK-nya Pak Napi, mungkin lagi di luar. Coba saja hubungi beliau,” ujar staf desa itu, Senin (13/10/2025).
Jawaban TPK Napi: Plastik Cor di Pinggir karena Takut Hilang
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Napi selaku TPK mengaku baru pertama kali menangani proyek rabat beton. Ia juga berdalih bahwa papan informasi proyek (PIP) belum terpasang karena takut hilang.
“Sudah dipasang di pinggir solokan, takut ada yang ngambil. Nanti saya pasang lagi pakai bambu. Ini tanggung, material juga belum lengkap karena di Cilegon lagi dibatasi. Besok saja ngobrol di kantor desa habis Zuhur,” katanya.

Namun, saat ditemui keesokan harinya di kantor desa, Napi tetap tidak bisa memberikan penjelasan teknis yang meyakinkan.
Ia mengakui bahwa plastik cor memang hanya dipasang di pinggir, dan menganggap itu hal biasa dilakukan dalam pekerjaan rabat beton.
“Saya sudah arahkan biar dipasang semua, tapi mereka biasa kerja begitu. Untuk campuran semen saya juga kurang tahu. Pekerja dibayar harian Rp130 ribu tanpa makan,” ungkapnya polos.
Napi bahkan mengaku tidak mengetahui mutu beton (K berapa) yang digunakan. Ia juga menuturkan bahwa sempat memesan semen merek Tiga Roda, namun yang datang justru semen Conch, bahkan sebagian sudah mengeras dan tidak bisa dipakai.
Kasi Ekbang: Benarkan Papan Informasi Baru Dikirim
Di sisi lain, Arip, selaku Kasi Ekbang Desa Sujung, saat dikonfirmasi mengakui bahwa papan informasi proyek baru dikirim Selasa (14/10/2025).
Ia juga tidak menampik soal dugaan pemasangan plastik cor yang hanya di pinggir proyek.
“Papan informasinya sudah dikirim. Coba konfirmasi saja ke TPK-nya,” tulisnya singkat melalui pesan singkat.
Diduga Sarat Penyimpangan
Dari serangkaian temuan tersebut, kuat dugaan proyek pembangunan Jalan Usaha Tani di Desa Sujung tidak memenuhi standar teknis dan terindikasi penyimpangan anggaran.
Proyek yang seharusnya menjadi infrastruktur pendukung produktivitas petani justru berpotensi cepat rusak karena kualitas pekerjaan yang jauh dari harapan.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Sujung belum memberikan keterangan resmi terkait temuan tersebut.
Tim redaksi penasultan.co.id akan melanjutkan konfirmasi ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang, Inspektorat Kabupaten Serang, serta Kejaksaan Negeri (Kejari) Serang untuk menelusuri lebih jauh dugaan penyimpangan dalam proyek tersebut.
Reporter: Tisna
Editor: Redaksi Penasultan.co.id