SERANG – Kondisi Jembatan Kolelet yang menghubungkan Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak kembali menjadi perhatian serius publik. Jembatan yang berada di Kp. Kolelet Desa Kolelet Wetan, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, dan Kp. Kembang Jati Desa Bojong Pandan, Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang itu dinilai sangat membahayakan keselamatan warga. Sabtu (22/11/2025).
Jembatan sepanjang 180 meter dan lebar 120 cm yang dibangun pada tahun 2017 tersebut disebut tidak memiliki aspek keamanan memadai. Minimnya pagar pengaman, ketiadaan lampu penerangan, hingga kondisi lantai jembatan yang licin membuat akses vital ini telah memakan korban sejak tahun pertama dioperasikan.
Sudah Ada Korban Sejak 2018, Pengawasan Disorot
Pada tahun 2018, atau setahun setelah diresmikan, jembatan ini tercatat menelan korban ketika seorang pengendara terjatuh dan tercebur ke sungai. Insiden itu menjadi preseden buruk dan memunculkan dugaan lemahnya pengawasan serta perencanaan pembangunan.
Sejumlah warga mengaku kerap melihat pengendara hampir terpeleset, terutama saat malam hari dan musim hujan. Namun hingga kini, tidak ada langkah konkret dari pihak pemerintah maupun Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung, Cidanau, Cidurian (BBWSC3).
Kades Kolelet: Jembatan Ini Mengancam Nyawa Warga
Kepala Desa Kolelet Wetan, Agus Ruhyat, menyampaikan pihaknya telah berkali-kali menerima laporan warga terkait minimnya keamanan jembatan tersebut.
“Beberapa masyarakat telah menyampaikan aspirasi soal minimnya keamanan jembatan penghubung antara Desa Kolelet Wetan dan Desa Bojong Pandan. Bahkan sudah ada material pagar yang dicuri oleh orang tidak bertanggung jawab, dan sampai sekarang tidak ada penerangan pada malam hari,” ujar Agus.
Menurutnya, kondisi jembatan tersebut sangat berbahaya dan berpotensi terus memakan korban.
“Kami sering menerima laporan kecelakaan, mulai dari terjatuh hingga tercebur ke sungai. Tapi sampai hari ini belum ada tindakan dari pemerintah maupun BBWSC3, seolah mengabaikan keselamatan warga,” tambahnya.
Agus mendesak Pemprov Banten agar segera turun tangan memperbaiki jembatan tersebut.
“Demi keselamatan masyarakat, kami berharap pemerintah segera memaksimalkan keamanan Jembatan Kolelet ini agar tidak ada lagi korban jiwa,” tutup Agus.
Warga Pengguna Jembatan: “Sempit, Licin, dan Sangat Berisiko”
Acong, salah satu warga yang setiap hari melintas, turut menyoroti kondisi jembatan yang ia nilai sangat berbahaya.
“Keamanan jembatan ini kurang. Selain licin saat hujan, lebarnya juga kurang. Saya berharap pemerintah segera memperbaikinya,” ucap Acong.
Jembatan Minim Keamanan, Nyawa Taruhannya
Sebagai infrastruktur penghubung dua kabupaten, Jembatan Kolelet memiliki peran vital dalam akses ekonomi dan mobilitas warga. Namun, tanpa pagar pengaman dan penerangan yang layak, jembatan justru berubah menjadi ancaman nyata.
Kondisi ini terutama berbahaya bagi anak-anak, pelajar, dan pengendara motor yang melintas setiap hari. Risiko jatuh dari jembatan tidak hanya menyebabkan luka berat, tetapi juga berpotensi menghilangkan nyawa.
Masyarakat kini berharap adanya langkah tegas dari Pemprov Banten untuk menindaklanjuti keluhan warga dan melakukan perbaikan segera sebelum korban kembali berjatuhan.
(Tis/red*)







