Serang, penasultan.co.id — Pemerintah Desa Curug Sulanjana, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, pada tahun 2025 resmi mengalokasikan penyertaan modal untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Makhmur Abadi. Anggaran tersebut diarahkan untuk mendukung Program Ketahanan Pangan (Ketapang) melalui pengembangan ternak burung puyuh petelur yang berlokasi di Kampung Baleber RT 000/002.
Program ini meliputi pembangunan 1 unit kandang lengkap dengan bangunan dan sarana air bersih (SAB). Saat ini, sedikitnya 3.000 ekor burung puyuh telah dipelihara dan sudah mulai menghasilkan telur.
Pjs Kades: Sudah Produksi dan Siap Dikembangkan
Pjs Kepala Desa Curug Sulanjana, Ajat Sudrajat, mengatakan bahwa pengembangan ternak puyuh merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
“Alhamdulillah, pada 2025 ini kita menganggarkan bidang peternakan burung puyuh petelur. Saat ini kurang lebih ada 3.000 ekor, dan alhamdulillah sudah produksi. Mudah-mudahan ke depan bisa terus berkembang dan menjadi potensi besar bagi desa,” ujar Ajat. Senin, (08/12/2025).
Ajat menegaskan bahwa anggaran Ketapang dari Dana Desa 2025 kini sepenuhnya dikelola oleh BUMDes.
“Lokasi peternakan ini dikelola oleh BUMDes, dengan ketua BUMDes yaitu Hasbi,” tambahnya.

BUMDes: Edukasi dan Dampak Ekonomi untuk Warga
Ketua BUMDes Makhmur Abadi, Hasbi, mengapresiasi dukungan pemerintah desa atas terlaksananya program budidaya puyuh.
“Terima kasih kepada pemerintah desa Curug Sulanjana. Dengan bantuan Dana Desa, kami dapat menyalurkan minat dan bakat dalam budidaya burung puyuh. Semoga bisa mengedukasi masyarakat Gunungsari dan Kabupaten Serang secara umum,” ujarnya.
Hasbi menegaskan bahwa ini adalah program pertama pengelolaan puyuh di desa tersebut dan diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
Warga Rasakan Manfaatnya
Salah satu tokoh masyarakat Curug, RB Abdul Munir, mengungkapkan bahwa peternakan puyuh ini baru berjalan sekitar empat hari, namun produksi telur sudah menunjukkan hasil menggembirakan.
“Sehari bisa dapat tiga sampai lima kilo telur, paling sedikit dua kilo,” jelasnya.
Sementara itu, Erik Sapardi, anggota BUMDes yang terlibat dalam operasional peternakan, menyampaikan bahwa program ini membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
“Alhamdulillah, bisa ikut bekerja dan mendapatkan penghasilan. Sistemnya bulanan, kurang lebih Rp 800.000 per bulan,” ujarnya.
Diharapkan Jadi Penggerak Ekonomi Desa
Program ternak puyuh ini diharapkan menjadi unit usaha yang berkelanjutan bagi BUMDes Makhmur Abadi serta menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga Desa Curug Sulanjana.
Pemerintah desa memastikan bahwa seluruh kegiatan pengelolaan dana desa dilakukan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi untuk mendorong kemandirian ekonomi desa di masa mendatang.







