11.5 C
New York
Jumat, Maret 14, 2025

Buy now

Dibalik Megahnya Projek Hotel Grand Mercure Didesa Umbul Tanjung, Begini Keluh Kesah Para Pekerja

PENASULTAN.CO.ID,SERANG–>> Mega Projek Pembangunan gedung Hotel Grand Mercure, 18 lantai, yang berlokasi di Desa Umbul Tanjung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, nantinya akan menjadi salah satu hotel bintang lima termegah dan terbesar di provinsi Banten, sebagai pelaksana projeknya dikerjakan oleh kontraktor PT Wijaya Kusuma Contraktors, Arsitektur PT Duta Cermat Mandiri, dan Pengawas PT Anyar Resort Mitra Sejati, namun dalam pelaksanaan ada jeritan daripada buruh yang bekerja 

Sekitar 40 orang para buruh bangunan yang beraktifitas di lokasi projek, saat dikonfirmasi awak media, salah seorang buruh yang tidak mau di-publish namanya, menyampaikan bahwa upah buruh per-hari nya, hanya dibayar Rp.80 ribu, 

” kecil pak kuli bangunan di projek ini mah, sehari cuman diberi upah Rp.80 ribu, paling sisa kebawa ke rumah Rp.30 ribu sehari, yang Rp.50ribu yah habis buat ngopi, makan dan rokok, bahkan ada beberapa orang kuli bangunan yang mengundurkan diri dikarenakan upahnya dinilai tidak sesuai jika dibandingkan dengan kuli bangunan di rumah tangga atau di kampung standar minimal nya kan antara Rp.100 ribu- Rp.120 ribuan per hari, kadang ngopi rokok dan makan dikasih sama pemilik rumah, keluhnya Minggu, (03/09/2023). 

IMG 20230903 WA0095

Terpisah, Sae ( 40 th ) menjelaskan bahwa benar dirinya bersama beberapa orang temannya mengundurkan diri menjadi kuli bangunan di projek Hotel Grand Mercure, alasannya yah, pembayaran upah dari Mandor sangat kecil, pak hanya Rp.80ribu/hari jadi habis di pake makan, ngopi dan rokok, paling yang kebawa ke rumah hanya Rp.30 ribu, zaman sekarang kebutuhan sehari-hari Keluarga tahu sendiri mana cukup buat ngasih nafkah keluarga sehari Rp.30 ribu mah untuk jajan anak saja Morat Marit Pak !!!

Senada disampaikan oleh Sk( 45 th ) upah kuli bangunan di Projek Pembangunan gedung Hotel Grand Mercure, sangat minim, kalau saja upahnya dinaikan minimal Rp.100 ribu apalagi sampai Rp.120 ribu, mungkin kami akan kembali bekerja sebagai kuli bangunan di projek hotel itu pak !!, Harapnya.

Sampai berita ini terpublikasi, Heri Kiswanto, dari kontraktor PT Wijaya Kusuma Contraktors, dan pihak Baharja Halim selaku Owner / pemilik Hotel Grand Mercure, memilih bungkam dan enggan berkomentar saat awak media meminta konfirmasi dan klarifikasi lewat WhatsAppnya, terkait minimnya upah buruh/kuli bangunan tersebut.

(Redaksi)

Related Articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

1,250FansSuka
1,506PengikutMengikuti
550PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Artikel Terbaru