Jumat, Maret 14, 2025

Oknum Staf Desa Tenjoayu Diduga Lakukan Pungli Pembuatan KK dan KTP

Serang – Oknum staf Desa Tenjoayu, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, diduga melakukan pungutan liar (pungli) dalam pengurusan dokumen kependudukan, seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dugaan pungli ini dilakukan dengan modus biaya transportasi.

 

Seorang warga Kampung Pegadungan RT 02, Haji Fatimah, mengaku telah membayar Rp450.000 kepada Haji Rohim, staf Desa Tenjoayu, untuk pengurusan KK dan KTP. Namun, setelah hampir satu bulan, dokumen tersebut belum juga selesai.

 

“Saya sudah bolak-balik ke Dukcapil Tanara dua kali, tapi dokumen saya tidak pernah selesai. Akhirnya saya meminta bantuan Pak Rohim untuk mengurusnya,” ungkap Haji Fatimah.

 

Haji Fatimah menambahkan bahwa dirinya membayar sejumlah uang kepada Haji Rohim agar proses pembuatan dokumen dipercepat. “Katanya alat rekam di UPT Capil sedang rusak, jadi saya menunggu. Tapi sudah hampir sebulan tetap belum selesai,” keluhnya.

 

IMG 20250120 222605
Kantor UPT DISDUKCAPIL Kecamatan Tanara Kabupaten Serang

 

Penjelasan dari Staf Desa  

Saat dihubungi melalui WhatsApp, Haji Rohim mengakui bahwa KK milik Haji Fatimah sudah selesai, tetapi KTP masih menunggu proses perekaman di UPT Dukcapil. 

 

“Soal biaya, dia memberikan uang dengan alasan supaya cepat selesai. Tapi saya sudah arahkan sejak awal agar langsung ke Dukcapil Tanara,” ujar Haji Rohim.

 

Ia juga menjelaskan bahwa uang Rp450.000 yang diterima digunakan untuk biaya transportasi. “Separuh uang itu saya berikan ke Pak Haetami untuk transportasi, dan separuhnya untuk saya bolak-balik,” imbuhnya.

 

Tanggapan Sekdes dan Dukcapil 

Herman, Sekretaris Desa Tenjoayu, mengungkapkan bahwa pungutan seperti itu bukan hanya terjadi di desa mereka. “Saya juga bayar Rp50.000 untuk buat KTP. Di Kecamatan Tanara, semuanya bayar. Kalau mau gratis, coba konfirmasi ke Capil Tanara,” katanya.

 

Sementara itu, Haetami, pegawai UPT Dukcapil Tanara, membantah tuduhan menerima uang dari masyarakat. “Pembuatan dokumen kependudukan itu gratis. Kalau ada yang memberi uang, saya selalu menolak,” tegasnya.

 

Namun, saat didesak soal uang yang diterima dari Haji Rohim, Haetami mengakui menerima Rp150.000. “Bukan Rp250.000 seperti yang disebut, tapi paling hanya Rp150.000,” ujarnya.

 

Warga Merasa Terbebani

Kasus ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku merasa terpaksa memberikan uang agar dokumen mereka diurus. “Kami memberi uang bukan karena diminta, tapi karena khawatir kalau tidak memberi, dokumen kami tidak akan diproses,” cetusnya.

 

Kasus dugaan pungli ini memunculkan desakan dari warga agar pengurusan dokumen kependudukan kembali gratis tanpa ada pungutan. Pemerintah diharapkan turun tangan untuk menindaklanjuti masalah ini.

 

(Tis/Ali)

 

ARTIKEL TERKAIT

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Paling Populer

HOT POST

Proyek SMPN 1 Gunungsari Sarat Masalah, Dindikbud Serang Dinilai Tak Bertindak Tegas

0
Serang – Proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung SMPN 1 Gunungsari yang dikerjakan oleh CV Berkah Abadi menuai polemik. Meski diduga menyisakan berbagai persoalan, Dinas...

Polres Metro Jakpus dan Media Gelar Buka Puasa Bersama, Bagikan Takjil ke Masyarakat

0
Penasultan.co.id, Jakarta – Bulan suci Ramadan menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah dan berbagi dengan sesama. Semangat kebersamaan ini juga ditunjukkan...

Dokter Gigi di Dinsos DKI Jakarta Raih Penghargaan dari Rekan Indonesia

0
JAKARTA – Dr. Drg. Maria Margaretha, seorang dokter gigi yang juga pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, mendapatkan penghargaan dari Rekan Indonesia atas dedikasinya...

Proyek SMPN 1 Gunungsari Sarat Masalah: Bangunan Cacat, Upah Pekerja Belum Dibayar

0
Serang – Proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung SMPN 1 Gunungsari yang dikerjakan oleh CV Berkah Abadi ternyata menyisakan banyak persoalan. Meski proyek senilai Rp...

Pelayanan Buruk! Ibu Hamil Hampir Melahirkan di Angkot karena Puskesmas Taktakan Tutup

0
Serang – Buruknya pelayanan di Puskesmas Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, kembali mencoreng dunia kesehatan. Seorang ibu hamil nyaris melahirkan di dalam angkot setelah...