SERANG, penasultan.co.id – Pelayanan publik di Kantor Desa Kadu Agung, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, menuai keluhan serius dari warga masyarakat. Aparatur desa dinilai tidak profesional dalam memberikan layanan administrasi, bahkan diduga kerap mengabaikan kepentingan warga yang membutuhkan pelayanan kependudukan.
Keluhan tersebut mencuat lantaran kantor desa sering kali tutup di jam kerja. Seorang warga Desa Kadu Agung yang enggan disebutkan namanya mengaku kecewa setelah berulang kali mendapati kantor desa dalam keadaan tertutup saat jam pelayanan seharusnya berlangsung.
“Saya datang sekitar pukul 09.00 WIB untuk mengurus pembaruan Kartu Keluarga dan KTP, tapi kantor desa masih tutup. Ini bukan sekali, tapi dua kali saya alami, yakni pada Rabu 17 dan Kamis 18 Desember 2025,” ungkapnya kepada media.
Keluhan serupa juga disampaikan warga lainnya. Mereka mengaku kerap dipingpong dengan alasan perangkat desa tidak berada di tempat. Bahkan, menurut warga, kantor desa terkadang sudah tutup sekitar pukul 11.00 WIB tanpa pemberitahuan yang jelas.
“Kami datang untuk mengurus surat penting, tapi kantor sudah tutup. Rasanya seperti dipersulit, bukan dilayani,” ujar seorang warga dengan nada kecewa.
Tak hanya soal jam pelayanan yang tidak konsisten, sikap sebagian aparatur desa juga menjadi sorotan. Warga menilai pelayanan kurang ramah dan tidak adil. Bahkan muncul dugaan adanya perlakuan khusus terhadap warga yang memiliki kedekatan dengan kepala desa maupun perangkat desa.
“Kalau yang dekat dengan perangkat desa, pelayanannya cepat. Kami yang lain disuruh bolak-balik tanpa alasan jelas,” keluh warga lainnya.
Buruknya pelayanan publik tersebut menimbulkan kekecewaan mendalam di tengah masyarakat. Sejumlah warga mempertanyakan kinerja Kepala Desa Kadu Agung beserta jajaran perangkatnya yang seharusnya menjalankan fungsi pelayanan masyarakat secara optimal, transparan, dan akuntabel.
“Pelayanan publik itu hak masyarakat. Kalau seperti ini terus, sama saja menghambat hak warga,” tegas seorang warga setempat.
Saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan WhatsApp, Kepala Desa Kadu Agung, Sueb, memberikan pernyataan yang justru menuai keprihatinan. Ia menyampaikan sikap yang dinilai bernada menantang terhadap keluhan masyarakat.
“Kalau masyarakat mengadu ke media, saya tidak takut. Mau diadukan ke bupati, inspektorat, bahkan sampai ke pengadilan juga tidak apa-apa. Saya tidak takut,” ujarnya.
Pernyataan tersebut dinilai mencerminkan sikap kurang bijak seorang pejabat publik. Kepala desa sebagai pemimpin di tingkat pemerintahan paling bawah seharusnya bersikap terbuka terhadap kritik serta menjadikan keluhan warga sebagai bahan evaluasi demi perbaikan pelayanan.
Hingga berita ini tayang, pihak Kepala Desa Kadu Agung belum memberikan klarifikasi resmi maupun penjelasan detail terkait buruknya pelayanan publik yang dikeluhkan warga. Kondisi ini dinilai ironis, mengingat kepala desa semestinya menjadi teladan dalam memberikan pelayanan yang adil, profesional, dan berpihak kepada masyarakat.
Red
