Serang, penasultan.co.id – Kegiatan pembangunan rabat beton di Kampung Belokang RT 08 RW 002, Desa Balekambang, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten, menuai sorotan tajam. Proyek yang menelan anggaran Rp68.853.000 dari Dana Desa (DD) itu diduga tidak sesuai spesifikasi teknis, lantaran di hampir seluruh titik terlihat retak petir dan patahan pada permukaan beton.
Pantauan di lokasi pada Rabu sore, 15 Oktober 2025, memperlihatkan kondisi fisik jalan rabat beton yang memprihatinkan. Hampir seluruh badan jalan mengalami retakan memanjang dan bercabang seperti retak petir, bahkan beberapa titik sudah patah dan mengelupas. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar soal mutu material dan proses pengecoran.
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Balekambang, Ali, ketika dikonfirmasi mengakui adanya kerusakan tersebut. Ia menilai penyebab utama berasal dari pihak penyedia beton (Bangun Beton/BB) yang diduga mengirimkan bahan tidak sesuai pesanan.
“Oh iya, terkait retak petir dan patah itu mah dari bangun betonnya. Saya pesan K250, tapi kemungkinan yang dikirim tidak sesuai, karena waktu pengiriman juga tidak ada pengawalan di sana,” ungkap Ali saat ditemui, Kamis (16/10/2025).

Ali menambahkan, pihaknya merasa kecewa dengan mutu beton yang dikirim. Menurutnya, spesifikasi yang dipesan sudah mengacu pada ketentuan teknis. Namun, hasil di lapangan justru jauh dari harapan.
“Saya juga rada tidak terima sama bangun beton itu, karena kualitasnya kurang bagus. Yang saya pesan sesuai acuan, tapi katanya materialnya tidak ada di sana. Jadi mereka kirim seadanya,” keluhnya.
Ali pun menegaskan bahwa kerusakan tersebut bukan sepenuhnya kesalahan TPK Desa, melainkan akibat dari pihak penyedia beton yang lalai memenuhi standar pesanan.
“Itu bukan salah kami sepenuhnya, tapi dari pihak bangun beton yang kirim kualitas jelek,” tutupnya.
Warga sekitar juga mengaku kecewa dengan hasil pembangunan tersebut. Mereka khawatir kualitas beton yang sudah retak sebelum digunakan akan cepat rusak ketika dilalui kendaraan.
“Baru juga dicor, udah banyak yang retak. Kalau nanti dilalui motor atau mobil, apa bisa tahan lama?” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak penyedia beton Bangun Beton (BB) belum dapat dikonfirmasi untuk dimintai tanggapan. Dugaan pelanggaran spesifikasi teknis ini menjadi sorotan serius, mengingat proyek tersebut bersumber dari uang rakyat yang seharusnya digunakan secara transparan dan berkualitas.
[Sah/*]