Serang — Luapan Sungai Ciwaka akibat curah hujan tinggi kembali menyebabkan banjir di Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Sedikitnya 115 rumah warga di dua kampung terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter, Kamis (18/12/2025).
Banjir melanda Kampung Cikele dan Kampung Cigelam RT 01 dan 02 RW 01, memaksa sebagian warga mengamankan barang berharga dan bertahan di rumah dengan kondisi air setinggi pinggang orang dewasa.
Ketua RW 01 Desa Cigelam, Juwahir, yang juga menjadi korban banjir, mengatakan peristiwa tersebut bukan kali pertama terjadi. Namun, banjir kali ini dinilai paling parah dalam tiga tahun terakhir.
“Banjir ini sudah tahunan, kurang lebih tiga tahun. Tapi yang sekarang paling parah. Curah hujan tinggi, sungai Ciwaka mengalami pendangkalan, ditambah adanya bendungan Kemayungan, akhirnya air meluap,” ujar Juwahir.
Ia menambahkan, sejak dibangunnya tanggul di wilayah Desa Kemayungan, aliran air Sungai Ciwaka menjadi tidak lancar. Meski terdapat sistem buka-tutup pintu air, kondisinya dinilai tidak maksimal karena kerusakan serta tumpukan lumpur dan sampah.
“Air di dalam rumah saya sudah sepinggang orang dewasa atau sekitar 1,5 meter. Pintu air kecil, sekarang rusak, lumpur dan sampah numpuk semua,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Cigelam, Sapiudin. Menurutnya, banjir disebabkan oleh pendangkalan Sungai Ciwaka serta tersumbatnya aliran air di bendungan Kemayungan.
“Terjadinya banjir karena sungai Ciwaka dangkal dan bendungan Kemayungan menghambat aliran air. Banyak sampah dan lumpur yang nyangkut di sana, akhirnya air meluap,” jelas Sapiudin.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada bantuan yang diterima warga terdampak banjir dari pemerintah. Sebagai langkah darurat, pihak desa telah menyiapkan dapur umum di depan Balai Desa Cigelam.
“Yang terdampak ada dua kampung, Cikele dan Cigelam RT 01 dan 02 RW 01. Kami berharap ada bantuan secepatnya dari Pemerintah Kabupaten Serang maupun Provinsi Banten,” katanya.
Sapiudin juga berharap adanya langkah konkret untuk mencegah banjir berulang, khususnya melalui normalisasi Sungai Ciwaka dan perbaikan bendungan Kemayungan.
“Harapan saya, sungai Ciwaka segera dinormalisasi dan bendungan Kemayungan dibenahi. Jangan sampai dibiarkan rusak karena dampaknya langsung ke masyarakat,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih bertahan di rumah masing-masing sambil menunggu surutnya air dan bantuan dari pihak terkait.
(Tis)







