SERANG – Di saat organisasi induk terkesan stagnan dan krisis kepemimpinan belum juga menemui titik terang, Karang Taruna Kecamatan Walantaka justru menunjukkan wajah lain kepemudaan: bergerak, peduli, dan bertindak nyata. Generasi kader Karang Taruna Walantaka menggelar aksi penggalangan dana kemanusiaan untuk korban bencana alam di Sumatera dan Aceh.
Aksi solidaritas tersebut dilakukan di tengah kekosongan kepengurusan Karang Taruna Kecamatan Walantaka yang hingga kini belum memiliki kepastian hukum organisasi. Masa jabatan pengurus harian diketahui telah berakhir sejak Agustus 2025, namun sampai berita ini diturunkan, Karang Taruna Kota Serang dinilai belum mengambil langkah konkret.
Muslim Ali Fikri, Ketua Bidang pada kepengurusan Karang Taruna Kecamatan Walantaka periode sebelumnya, menegaskan bahwa situasi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Ia menyebut sikap Karang Taruna Kota Serang yang terkesan “megegeg” atau diam sebagai bentuk kelalaian struktural.
“Masa jabatan pengurus kecamatan sudah berakhir sejak Agustus 2025. Namun sampai hari ini belum ada penunjukan caretaker. Kita menuntut Karang Taruna Kota Serang segera menunjuk caretaker sebagai langkah awal pembentukan kepengurusan baru dan penataan organisasi,” tegas Muslim.
Nada kekecewaan juga disampaikan M. Ilham, anggota Karang Taruna Kecamatan Walantaka. Ia menyayangkan sikap pasif Karang Taruna tingkat kota yang dinilai tidak siap menghadapi kondisi genting, padahal Surat Keputusan (SK) kepengurusan sebelumnya sudah tidak aktif.
“Situasi ini sangat kami sayangkan. Dalam kondisi kosong kepengurusan, Karang Taruna Kecamatan Walantaka terpaksa mengambil inisiatif sendiri mengadakan open donasi. Ini murni karena rasa kemanusiaan dan solidaritas terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” ujar Ilham, Minggu (14/12/2025).
Sementara itu, Fahmi selaku Koordinator Lapangan kegiatan open donasi menuturkan bahwa aksi tersebut lahir dari panggilan nurani. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Mahdodi, Sekretaris Karang Taruna Kecamatan Walantaka periode sebelumnya, yang memberikan izin moral atas kegiatan tersebut.
“Saya merasa terpanggil. Kami berkoordinasi dengan Bung Mahdodi, Sekretaris Karang Taruna sebelumnya, dan beliau mengizinkan kegiatan ini. Akhirnya kami bersama pemuda, pelajar, dan OKP se-Walantaka menggelar open donasi di halaman Kantor Kecamatan Walantaka,” jelas Fahmi.
Ia berharap krisis kepemimpinan Karang Taruna di tingkat kecamatan tidak terus berlarut. Menurutnya, kepastian struktur organisasi sangat dibutuhkan agar Karang Taruna dapat berfungsi maksimal sebagai mitra sosial masyarakat dan pemerintah.
“Kami berharap Karang Taruna Kota Serang segera mengambil langkah cepat. Kepengurusan di tingkat kecamatan harus difungsikan dengan baik agar bisa memberi kontribusi nyata. Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam open donasi ini demi membantu warga yang terdampak bencana,” pungkasnya.
Aksi kemanusiaan ini menjadi ironi sekaligus tamparan keras: di saat struktur organisasi macet, semangat solidaritas pemuda Walantaka justru tetap menyala. Publik kini menanti, apakah Karang Taruna Kota Serang akan segera bertindak, atau terus membiarkan krisis kepemimpinan ini berlarut tanpa kepastian.







