Serang, penasultan.co.id – Ketegangan mencuat di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang. Organisasi masyarakat (Ormas) BPPKB DPAC Walantaka akhirnya mendatangi kantor Dinkes pada Senin (10/11/2025) setelah surat permohonan audiensi mereka tak kunjung ditanggapi selama lebih dari 14 hari kerja. Kepala Dinas Kesehatan pun diduga menghindar, lantaran tak berada di tempat saat rombongan ormas datang.
Kemarahan ini bermula dari dugaan kejanggalan proyek pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) Kelurahan Kiara, Kecamatan Walantaka, yang menelan anggaran Rp729 juta. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Sinar Harapan Contractor, namun tanpa mencantumkan nama konsultan pengawas, dan pelaksanaannya pun disebut tidak sesuai spesifikasi teknis.
Ketua BPPKB DPAC Walantaka, Edi, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah bersurat kepada Dinas Kesehatan sejak 20 Oktober 2025, namun hingga kini tak ada tanggapan resmi.
“Kami sudah kirim surat permohonan audiensi untuk meminta kejelasan terkait proyek Pustu Kiara. Tapi sampai sekarang tak ada kabar. Logikanya, kalau diam berarti setuju. Makanya kami datang ke sini, tapi kepala dinasnya selalu tidak ada. Bagaimana ini pejabat publik kok seperti ini,” tegas Edi di halaman Dinkes Kota Serang.
Edi menambahkan, pihaknya sudah menunggu dengan sabar melebihi batas waktu tanggapan surat resmi. Ia pun memperingatkan akan menggelar aksi unjuk rasa di Kejati Banten jika audiensi tidak juga direspons.
“Kami beri waktu satu minggu ke depan. Kalau tetap tidak direspon, kami akan turun aksi ke Kejati Banten. Ini bukan ancaman, tapi bentuk kekecewaan terhadap pejabat publik yang abai terhadap aspirasi masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Lusi, staf resepsionis Dinas Kesehatan yang ditemui di ruang kerjanya, menyebutkan bahwa kepala dinas telah meninggalkan kantor.
“Mohon maaf pak, Pak Kadis sudah keluar tadi sama Bu Anggi, sepertinya ke Setda. Surat dari BPPKB sudah saya sampaikan langsung ke Pak Kadis, dan saat ini masih dipegang beliau,” ujar Lusi.
Upaya konfirmasi melalui telepon dan WhatsApp kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang tidak mendapat respons, meski pesan terlihat telah dibaca.
Di tempat terpisah, Anggi, asisten kepala dinas, ketika dihubungi hanya menjawab singkat.
“Ya pak, saya di ruangan Sekda. Maaf baru buka handphone, banyakan amat pak,” ujarnya singkat.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan penyimpangan proyek Pustu Kiara tersebut. Publik kini menyoroti sikap tertutup pejabat Dinkes yang dinilai tidak transparan dalam penggunaan anggaran publik.
Kasus ini menambah daftar panjang proyek-proyek daerah yang menuai kontroversi akibat lemahnya pengawasan dan minimnya keterbukaan informasi. Masyarakat kini menanti langkah tegas dari inspektorat dan aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti dugaan penyimpangan tersebut.
(Tisna)







