back to top
21.8 C
Indonesia
Rabu, April 30, 2025

Buy now

LSM BMI Soroti Dugaan Nepotisme dan Proyek Bermasalah di Dinas Perkim Provinsi Banten

Banten — Proyek Pembangunan Sarana dan Prasarana Umum (PSU) berupa drainase dan jalan lingkungan yang dikelola oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Provinsi Banten diduga melibatkan keluarga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten. Hal ini menuai perhatian publik, terutama pembangunan drainase di  Kampung Pakem, Desa petir, Kecamatan Petir, kabupaten Serang, Banten. yang ramai diberitakan sebagai proyek Dinas Perkim namun disebutkan tidak diketahui oleh kepala desa setempat.

Kepala Desa Petir mengaku tidak pernah mengajukan pembangunan drainase U Ditch untuk wilayah tersebut. Bahkan, pelaksana proyek menyebut bahwa dirinya hanya mengerjakan proyek yang disebut “proyek anak” dari salah satu anggota DPRD Banten, Ubaedillah, yang berasal dari Kecamatan Pontang. Hal ini memunculkan kecurigaan mengenai adanya dugaan nepotisme dalam proyek tersebut, serta perhatian negatif dari berbagai pihak mengenai spesifikasi material, perencanaan oleh Dinas Perkim, dan keberadaan konsultan pengawas proyek yang dinilai tidak jelas.

Didi Haryadi, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bintang Merah Indonesia (BMI), mengungkapkan keprihatinannya terhadap keterlibatan anggota dewan dalam proyek ini. Menurut Didi, keterlibatan anggota DPRD dalam proyek-proyek ini bukan sekadar dalam penyampaian aspirasi, tetapi justru dianggap sudah mengarah pada “proyek keluarga”. Ia menyebutkan bahwa pengakuan polos pelaksana proyek terkait keterlibatan anak anggota dewan telah membenarkan isu-isu nepotisme yang selama ini beredar.

“Proyek ini sudah berjalan selama empat tahun dan kini semakin terbuka bahwa keterlibatan anggota dewan bukan sekadar menyampaikan aspirasi, tetapi seolah menjadi proyek keluarga,” ungkap Didi Jum’at (01/11/2024). Ia juga menyoroti bahwa Dinas Perkim Provinsi Banten dianggap gagal dalam melakukan perencanaan yang baik, bahkan kepala desa dipaksa menerima proyek yang tidak pernah diajukan atau diinginkan.

Didi juga mempertanyakan kualitas material yang digunakan, termasuk U Ditch yang terpasang di Desa Petir, yang ia yakini tidak memenuhi standar K-350. Menurutnya, kualitas ini seharusnya ditolak oleh konsultan pengawas proyek. Namun, ia menilai bahwa tidak ada konsultan pengawas di lapangan yang memadai untuk memastikan standar dan spesifikasi bahan. 

“Puluhan miliar dana rakyat dialokasikan untuk konsultan pengawas, namun eksistensinya justru tidak terlihat di lapangan,” tegas Didi.

Lebih jauh, Didi berharap agar aparat penegak hukum tidak tinggal diam menghadapi persoalan ini. Ia mendesak agar pihak berwenang segera menindak dugaan penyimpangan dan memastikan proyek yang berjalan sesuai dengan perencanaan yang benar dan tanpa campur tangan pihak-pihak yang tidak berwenang. 

“Jangan terhipnotis oleh judul ‘proyek aspirasi’ yang menjual nama rakyat. Ini waktunya penegak hukum bergerak dan bertindak,” ujar Didi dengan tegas.

(Ha/ha)

Artikel Terkait

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

1,250FansSuka
1,506PengikutMengikuti
550PelangganBerlangganan

TRENDING

Konflik Sengketa Lahan Antara Pemkot Cilegon Dengan Masyarakat Mendapat Keseriusan Menteri ATRBPN

0
CILEGON — Berdasarkan Sumber dari Aktivis Pemerhati Kebijakan Publik Aris Moenandar, Dalam keterangan tertulisnya, bahwa telah diterima Surat dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang...

Dugaan Jadi Korban Asusila, Bocah SD di Kiara Walantaka Akhirnya Mengaku: Aku Diraba dan...

0
Serang – Kasus dugaan asusila terhadap bocah perempuan berusia 12 tahun berinisial Enong (bukan nama sebenarnya) di wilayah Kiara, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, mulai...

Pelayanan Buruk! Ibu Hamil Hampir Melahirkan di Angkot karena Puskesmas Taktakan Tutup

0
Serang – Buruknya pelayanan di Puskesmas Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, kembali mencoreng dunia kesehatan. Seorang ibu hamil nyaris melahirkan di dalam angkot setelah...

Program Ketapang 2024 di Desa Kendayakan Diduga Sarat Penyimpangan, Kades Bungkam!

0
Serang - Program Ketahanan Pangan (Ketapang) Hewani di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, kini menjadi sorotan. Program yang dibiayai oleh Dana Desa...

Diduga Oknum RT dan Pegawai Dinsos Pungut Biaya Pembuatan BPJS PBI, Warga Merasa Tertipu

0
Serang – Program BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang seharusnya diberikan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu justru diduga dijadikan ladang pungutan oleh...
- Advertisement -

Artikel Terbaru