Serang – Warga Desa Luwuk, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, masih harus bersabar terkait tuntutan mereka terhadap kandang ayam milik PT Berkah Mentari Timur (BMT). Hingga kini, belum ada penyelesaian konkret dari pihak perusahaan. Salah satu penghambatnya adalah pimpinan utama PT BMT yang disebut tengah berada di Amerika Serikat.
Apip, petugas keamanan kandang ayam PT BMT, saat ditemui awak media mengungkapkan bahwa dirinya juga belum bisa berkomunikasi dengan pihak manajemen.
“Saya belum bisa temui Bos. Beliau sekarang di Amerika sedang merawat ibunya. Di grup WhatsApp juga tidak ada respon. Biasanya ada laporan, tapi sekarang sepi,” ujarnya. Sabtu, (3/5).
Apip juga menyampaikan bahwa ibunya istri dari Bos PT BMT tengah dirawat akibat kondisi kesehatan yang menurun, sehingga tidak bisa untuk mengambil keputusan. “Sekalipun ada perwakilan di sini, tetap nggak bisa mewakili. Semua keputusan ada di Bos. Jadi urusannya memang langsung sama beliau,” tambahnya.
Terkait pernyataan warga yang menyebut telah melakukan protes beberapa kali, Apip memberikan klarifikasi. Ia membenarkan bahwa Maman, salah satu warga, memang sempat datang ke kantor. Namun menurutnya, kedatangan Maman bukan dalam rangka protes blower, melainkan urusan jual beli tanah.
“Betul, si Maman pernah datang empat kali ke kantor. Tapi bukan soal blower. Dia mau jual tanah ke Bos. Tapi anehnya, pas Bos ada di tempat, malah si Maman yang susah dihubungi,” jelas Apip.
Soal blower yang dikeluhkan warga karena merusak tanaman, Apip mengakui bahwa beberapa lahan memang terdampak, termasuk milik Roni. Namun ia menyatakan bahwa blower tersebut kini sudah di beri penghalang. “Blower memang sempat kena ke tanah warga, termasuk tanah Roni. Tapi sekarang sudah ditutup blower-nya,” cetusnya.
Meski demikian, Apip mengaku tidak bisa berbuat banyak mengenai permintaan warga untuk menutup kandang secara permanen. “Kalau untuk Kampung Wates, saya nggak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya mengajukan ke Bos. Hasilnya semua tergantung keputusan beliau,” ungkapnya.
Apip juga menambahkan bahwa manajer kandang, Sarip, tidak menyampaikan keluhan warga ke Bos karena mengetahui kondisi sang ibunda istri pimpinan mereka yang sedang dirawat di rumah sakit.
Sebelumnya, warga Desa Luwuk menyuarakan protes keras atas dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kandang ayam PT BMT. Mereka mengeluhkan rusaknya kebun, tanaman mati, serta pencemaran udara akibat blower kandang. Hingga kini, belum ada tindakan nyata dari perusahaan maupun pemerintah setempat, sementara ancaman keresahan warga terus berlanjut.
(Aang/Amin)