Serang – Pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Lingkungan Jengkol, Cidadap, Kecamatan Curug, Kota Serang, menjadi perbincangan hangat. Proyek yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Serang senilai Rp199.630.000 ini dikerjakan oleh CV. Sorosowan dengan konsultan pengawas PT. Arguguna Karya Konsolindo. Namun, di tengah pelaksanaan, muncul pernyataan mengejutkan dari para pekerja di lokasi.
Ketika ditemui di lapangan pada Selasa (5/3/2025), salah seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa mereka bekerja tanpa mengetahui siapa pelaksana proyeknya. Bahkan, dengan nada bercanda atau mungkin serius, ia menyebut bahwa mereka bekerja atas “perintah” mahluk halus.
“Saya kerja di sini sudah seminggu, ada 10 orang yang kerja. Ketinggian pondasi 2 meter, lebar bawah 1 meter, lebar atas 50 cm. Soal volume keseluruhan saya tidak tahu, saya cuma ngaduk adonan saja, Kang,” ujarnya.
Ketika ditanya siapa yang memberi instruksi, pekerja itu menjawab, “Yang nyuruh kerja ya bareng-bareng saja, mungkin setan juga yang nyuruh, soalnya saya nggak tahu siapa pelaksananya. Coba lihat di papan proyek, CV. Sorosowan itu.” Kata dia.

Pekerjaan Asal Jadi?
Dari hasil investigasi di lokasi, terlihat pondasi yang hanya ditumpuk tinggi kemudian disiram adukan encer yang diduga kurang semen, sehingga menyebabkan pondasi tampak rapuh dan mudah hancur. Selain itu, material batu yang menutupi jalan menghambat akses pengguna jalan.
Ironisnya, tidak tampak kehadiran pihak pelaksana proyek maupun konsultan pengawas di lokasi. Kondisi ini semakin menimbulkan dugaan bahwa proyek tersebut dikerjakan tanpa pengawasan yang memadai.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak terkait yang bisa dikonfirmasi. Kejanggalan dalam proyek ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, mengingat proyek ini dibiayai oleh APBD Kota Serang dengan nomor kontrak 620/47/SPK/PPK/PL-Pem BM-DPUPR/2025 dan memiliki waktu pelaksanaan 60 hari kalender.
Publik kini menanti respons dari pihak berwenang untuk memastikan transparansi dan kualitas proyek ini. Apakah benar proyek ini bermasalah? Ataukah hanya sekadar candaan para pekerja yang mencerminkan ketidakjelasan sistem kerja di lapangan?
(Tisna)