back to top
29.7 C
Indonesia
Kamis, Maret 27, 2025

Buy now

Proyek Paving Block di Kelurahan Tembong Diduga Amburadul: Pekerja Tak Dapat APD, Upah Tidak Jelas, Uji Laboratorium Dilarang!

Serang – Proyek pembangunan paving block di Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, yang dikelola oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Serang dengan anggaran Rp199.299.000 dari APBD 2025, kini menuai sorotan tajam. Proyek yang dikerjakan oleh CV Anggita Putri dan diawasi oleh CV Waktu Indo Banten ini diduga dikerjakan secara asal-asalan.

Pekerja Tak Dapat APD, Paving Bergelombang

Pantauan di lokasi pada Sabtu (15/03/2025) mengungkap sejumlah kejanggalan. Pemasangan casteen tampak tidak digali sebagaimana mestinya, paving block terlihat bergelombang, serta terdapat dua motif paving berbeda—yakni motif tulang ikan dan anyaman bilik—yang seharusnya seragam. Selain itu, ditemukan dua jenis paving block dengan kualitas berbeda.

Yang lebih parah, pekerja proyek ini tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti sepatu boots dan helm proyek. Salah satu pekerja yang enggan disebut namanya mengungkap fakta mengejutkan: mereka sudah bekerja selama tiga hari tanpa kejelasan upah dan tanpa perlengkapan keselamatan.

“Kami kerja sudah tiga harian, pekerjanya ada delapan orang, tapi bukan orang sini. Kita dari Jawa dan Cikande. Untuk sepatu boots, tidak dikasih. Kalau ada, pasti saya pakai. Kalau soal upah, belum jelas, coba tanya mandor saja, Kang,” ujarnya.

IMG 20250315 WA0064

Mandor dan Pelaksana Bungkam Soal HOK, Uji Laboratorium Dilarang

Saat dikonfirmasi, Piyo selaku mandor proyek berdalih bahwa motif paving yang tidak seragam akan dibongkar kembali jika memang dianggap tidak sesuai. Ia juga membela pemasangan casteen yang tidak digali dengan alasan menyesuaikan dengan kondisi sekitar.

“Terkait casteen yang tidak digali, itu mengikuti yang samping biar rata. Enggak bakalan jebol, kan sudah ditahan sama abu batu,” kilahnya.

Namun, saat ditanya mengenai HOK (Harian Ongkos Kerja) yang diduga tidak sesuai standar, Piyo justru mengelak.

“HOK jangan ditanya, itu dapur kita,” ujarnya singkat.

Pernyataan serupa juga diungkapkan Lukas selaku pelaksana proyek. Ketika ditanya mengenai besaran upah pekerja dan dugaan perbedaan kualitas paving block, Lukas justru terlihat tidak nyaman. Bahkan, ia menolak permintaan uji laboratorium untuk memastikan kualitas paving block yang digunakan.

“Kalau upah kenapa emangnya? Segitu pokoknya! Sepatu ada, mungkin bekas hujan makanya tidak dipakai. Untuk paving, saya tidak mengizinkan diambil sampelnya untuk uji laboratorium, karena ini sudah diuji tekan,” kata dia.

IMG 20250315 WA0061

PPTK Bungkam, Konsultan Pengawas Dilempar Tanggung Jawab

Saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Ipan selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dari Perkim justru menghindar dari pertanyaan dan hanya memberikan jawaban singkat.

“Hubungi saja konsultan pengawasnya, ini nomornya,” balasnya tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Proyek yang menghabiskan anggaran hampir Rp200 juta ini kini menjadi tanda tanya besar. Bagaimana mungkin proyek yang dibiayai oleh APBD dikerjakan dengan kualitas meragukan, sementara pekerja tidak mendapatkan perlengkapan keselamatan yang layak dan upah yang jelas?

Jika benar ada indikasi ketidakwajaran dalam proyek ini, maka instansi terkait dan aparat penegak hukum harus segera turun tangan sebelum masyarakat menjadi korban dari proyek yang diduga amburadul ini.

(Tisna)

Artikel Terkait

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

1,250FansSuka
1,506PengikutMengikuti
550PelangganBerlangganan

TRENDING

Konflik Sengketa Lahan Antara Pemkot Cilegon Dengan Masyarakat Mendapat Keseriusan Menteri ATRBPN

1
CILEGON — Berdasarkan Sumber dari Aktivis Pemerhati Kebijakan Publik Aris Moenandar, Dalam keterangan tertulisnya, bahwa telah diterima Surat dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang...

Pelayanan Buruk! Ibu Hamil Hampir Melahirkan di Angkot karena Puskesmas Taktakan Tutup

0
Serang – Buruknya pelayanan di Puskesmas Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, kembali mencoreng dunia kesehatan. Seorang ibu hamil nyaris melahirkan di dalam angkot setelah...

Program Ketapang 2024 di Desa Kendayakan Diduga Sarat Penyimpangan, Kades Bungkam!

0
Serang - Program Ketahanan Pangan (Ketapang) Hewani di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, kini menjadi sorotan. Program yang dibiayai oleh Dana Desa...

Pendaftaran BPJS PBI Gratis 0 Rupiah, Tidak Boleh Kolektif

0
Serang – Pendaftaran BPJS Kesehatan untuk kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) gratis 0 rupiah masih mengalami kendala karena keterbatasan kuota. Sejak tahun 2023 hingga...

Pengajuan BPJS PBI di Kota Serang Lama Diproses, Ini Penyebabnya

0
Serang – Banyak masyarakat Kota Serang mengeluhkan lamanya proses pengajuan BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran). Ternyata, kendala utamanya adalah keterbatasan kuota yang tersedia setiap...
- Advertisement -

Artikel Terbaru