back to top
22.9 C
Indonesia
Selasa, April 29, 2025

Buy now

Ketua Poktan Tanara Diduga Kuat Jual Kerbau Bantuan UPPO, Dinas Pertanian: Itu Tanggung Jawab Ketua Poktan

Serang – Dugaan hilangnya kerbau dalam program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten semakin kuat. Kerbau-kerbau tersebut diduga dijual oleh Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sukamaju, H. Junaedi.

Sebelumnya, H. Junaedi memberikan keterangan yang meragukan dan tidak sinkron dengan para pekerja atau pengurus kerbau di desa tersebut. Diketahui bahwa kerbau-kerbau yang berasal dari program UPPO tahun 2023 diduga dijual untuk biaya Lebaran.

Sebelumnya Haji Junaedi menyebutkan bahwa dari total 8 kerbau, kini tersisa 7 ekor, Namun setelah adanya pemberitaan di media ini, Haji Junaedi beralibi Dalam pernyataan terbarunya, mengatakan bahwa kerbau masih ada 7 mati 1 ekor, jadi tersisa ada 6 lagi.

Namun, pengurus kerbau menyatakan bahwa hanya tersisa 2 ekor kerbau, sementara kandang kerbau tetap ada di lokasi, kalau sore pulang ke sana. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya di media ini yang berjudul: Dugaan Kuat Program UPPO Desa Tanara Dikorupsi, Kerbau Dijual Sisa 2 Ekor

“Kerbaunya masih ada 7, satu mati. Saat ini sedang diurus oleh orang pesisir. Jika panen, kerbau akan diambil kembali,” ujar Haji Junaedi.

Sementara itu Lili, Pelaksana Teknis (Peltek) Dinas Pertanian Kabupaten Serang, menyatakan bahwa jika kerbau mati, harus ada dokumentasi. 

“Mau mati atau hilang, itu tanggung jawab ketua Poktan, yaitu H. Junaedi,” ujar Lili saat dikonfirmasi melalui telepon seluler Senin, (5/8/24)

Menurut Lili, jika ada pemeriksaan dari inspektorat pusat, segala sesuatu harus didokumentasikan. “Kami dari Dinas Pertanian Kabupaten Serang hanya sebagai pendamping. Anggaran sebesar 200 juta langsung masuk ke rekening Poktan Sukamaju, dan terkait pembelian kerbau, alat pencacah pupuk organik (APPO), pembuatan kandang, dan pembelian motor roda tiga, itu bukan urusan kami,” tambah Lili.

Lili menegaskan bahwa kerbau yang awalnya berjumlah 8 ekor harus tetap ada sebanyak itu. Tapi kadang kadang ya kalau ada pemeriksaan, misalnya kerbau tinggal ada 3 ekor lagi kalau ada pemeriksaan mau kerbau siapa siapa di masukin biar pas, Tapi tenang saja kalau kerbau pak haji Junaedi, saya hapal, karena saya pernah ke sana,

“Saya tahu persis kondisi kerbau di sana, karena saya pernah ke sana,” ujarnya.

Meskipun tahun 2024 ini belum ada monitoring ke lokasi, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Serang memastikan akan mengambil tindakan jika terbukti ada pelanggaran.

(TIS)

Artikel Terkait

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

1,250FansSuka
1,506PengikutMengikuti
550PelangganBerlangganan

TRENDING

Konflik Sengketa Lahan Antara Pemkot Cilegon Dengan Masyarakat Mendapat Keseriusan Menteri ATRBPN

0
CILEGON — Berdasarkan Sumber dari Aktivis Pemerhati Kebijakan Publik Aris Moenandar, Dalam keterangan tertulisnya, bahwa telah diterima Surat dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang...

Dugaan Jadi Korban Asusila, Bocah SD di Kiara Walantaka Akhirnya Mengaku: Aku Diraba dan...

0
Serang – Kasus dugaan asusila terhadap bocah perempuan berusia 12 tahun berinisial Enong (bukan nama sebenarnya) di wilayah Kiara, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, mulai...

Pelayanan Buruk! Ibu Hamil Hampir Melahirkan di Angkot karena Puskesmas Taktakan Tutup

0
Serang – Buruknya pelayanan di Puskesmas Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, kembali mencoreng dunia kesehatan. Seorang ibu hamil nyaris melahirkan di dalam angkot setelah...

Program Ketapang 2024 di Desa Kendayakan Diduga Sarat Penyimpangan, Kades Bungkam!

0
Serang - Program Ketahanan Pangan (Ketapang) Hewani di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, kini menjadi sorotan. Program yang dibiayai oleh Dana Desa...

Diduga Oknum RT dan Pegawai Dinsos Pungut Biaya Pembuatan BPJS PBI, Warga Merasa Tertipu

0
Serang – Program BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang seharusnya diberikan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu justru diduga dijadikan ladang pungutan oleh...
- Advertisement -

Artikel Terbaru