PENASULTAN.CO.ID, SERANG–>> Program Ketahanan Pangan atau Ketapang hewani tahun pelaksanaan 2022, berupa pengadaan domba Garut dan pembuatan kandang, yang dialokasikan dari Dana Desa atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Terimplementasi di salah satu wilayah Kampung di Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, yang berada di Kampung Mean RT 006 RW 002.
Namun tidak ditemukan adanya spanduk informasi dan Papan Informasi nama Pengerjaan, juga perangkat penunjang lainnya seperti instalasi listrik dan sarana air bersih, padahal kegiatan dari program tersebut menggunakan anggaran negara yang salah satunya berasal dari hasil pungutan pajak.
Hal ini terungkap saat Penasultan.co.id, menemui Ketua RT setempat bernama Ruswanto, Ia mengatakan perihal spanduk Informasi dan PIP, dan unsur penunjang lainnya, dirinya berdalih tidak mengetahui sedari awal.
Hanya menerima arahan Kepala Desa untuk menyerahkan kepada warga yang mau merawat dan mengurusi domba Garut ini, akan tetapi dari ekspresi dan gestur tubuh, mengisyaratkan kebingungan dan cenderung gelisah.
“Gak tau yah Kang, gimana yah, sejak pertama turun tuh material buat kandang sampe dombanya datang, kita tuh beneran aja gak tau apa itu spanduk atau lainnya, Saya mah taunya disuruh Pak Kades bagikan ke warga yang mau untuk rawat dan jagain itu domba Garut nya,” ucapnya sambil terbata bata, Selasa (12/09/2023) siang.
Menurut Ruswanto, saat dari pihak Kecamatan Kragilan berkunjung kemari di lokasi tentang ketiadaan spanduk tidak mempermasalahkan.
“Berkunjung kesini sampai ketiga kalinya, kalau masalah spanduk itu tidak ada dan tidak mempermasalahkan, yang penting domba Garut ini terurus dengan baik, dan bermanfaat buat masyarakat,” ungkapnya.
Kemudian, saat pembuatan kandang domba Garut ini, Ruswanto menjelaskan posisi kandang berada di belakang rumah, berdekatan dengan rumah warga agar aman, terus dilaksanakan secara bersama sama atau gotong royong oleh warga sekitar, terutama oleh kelompok yang sudah terbentuk.
“Yah itu dibelakang rumah saya neh, dekat ama rumah warga biar aman, untuk bahan buat kandang diserahkan sama Pak Kades ini bahan bahannya buat ini, dan buat itu,” jelasnya.
“Kalaupun ada kekurangan bahan, sisanya dari kita kita lah baik warga terlebih kelompok, jadi kerjasamalah kita neh, yah kita laksanakan secara bersama sama dan gotong royong,” imbuhnya.
Ditanyakan mengenai pengupahan dalam pengerjaan pembuatan kandang, Ruswanto berkilah, dirinya tidak mengetahui persisnya seperti apa.
“Mengenai hal itu tentang pengupahan saya tidak tahu menahu,” katanya.
Ukuran kandang, Ruswanto mengungkapkan memiliki volume panjang delapan meter sedangkan untuk lebar itu ada tiga meter, dan tidak ada penambahan buat pemisah atau sekat.
“Karena emang dombanya ini cukup banyak, baik yang dewasa sampe yang anakan itu digabung, tapi kesemuanya itu terawat dengan baik kok,” ujarnya.
Meskipun, lanjut Ruswanto, tidak menggunakan alat penerangan listrik apalagi harus ada alat penunjang lainnya, hanya saja pintu kandang tetap dipasang rantai dan gembok, walaupun dekat rumah warga.
“Gak usah lah, gak perlu lah, pake lampu segala apalagi apa tuh yang lainnya tuh, karena inikan dekat ama rumah warga,” kilahnya.
Sementara itu ketika hendak konfirmasi, di kantor desa , kepala desa tidak ada ditempat, bertemu dengan stap desa, mencoba menghubungi, kepala desa, melalui via WhatsApp, namun disayangkan nomor telepon kepala desa tidak aktif, sampai berita ini ditayangkan Kepala desa Undar Andir, belum dapat dikonfirmasi.
Untuk diketahui program ketahanan pangan berupa hewani domba Garut, tahun 2022 Berlokasi di desa Undar Andir kecamatan keragilan, kabupaten Serang, provinsi Banten, Diduga Dalam pelaksananya HOK atau Hari orang kerja Tidak Dibayarkan.
Reporter: Udin/Uci