PENASULTAN.CO.ID, SERANG,- Soal Carut MarutNya Program
Ketahanan Pangan atau Ketapang Tahun 2022 dibeberapa desa se-Kecamatan Kragilan
kabupaten serang provinsi Banten, terkait pengadaan domba Garut beserta
kandangnya, dari mulai hewan ternak domba banyak yang mati, sampai kandang
domba yang tidak dianggarkan, atau tidak dibangunkan kandangnya, justru menurut
salah satu Pendamping tingkat Kecamatan Kragilan, Tri Wahyuningsih mengatakan
program Ketapang Tersebut sudah bagus dan efektif,
Dihubungi melalui telepon whatsAppnya salah satu Pendamping
tingkat kecamatan Tri Wahyuningsih, menyampaikan bahwa menurut dirinya, program
Ketapang Tersebut, sudah bagus dan efektif, ada pun terkait kematian hewan
ternak itu hal yang biasa,
“Soal pendampingnya kita mengikuti permendes sih,
terkait pemberdayaan penggunaan dana desanya, dan pelaporannya gitu, jadi
pelaporan nya itu berjenjang, dari tingkat pendamping lokal desa (PLD) Tingkat
kecamatan dan tingkat kabupaten serang, namun terkait pelaporan kita juga
memakai prosedur, enggak semua dilaporkan, salah satu nya terkait progres
Ketapang itu untuk bentuk pelaporannya, disertakan foto dan berita acara, kita
juga monitoring dilapangan dan pelaksanaannya begitu, dan kita juga selalu
berkordinasi dengan pihak kecamatan, ucapnya Kamis,(21/09/2023)
Lanjut kata Tri Wahyuningsih, terkait program Ketapang
Tersebut dirinya mengatakan tidak semuanya berjalan dengan mulus,
” iya memang kadang kadang program Ketapang ini tidak
semuanya berjalan dengan mulus, iya itu tadi resiko kematian, akan tetapi ada
juga sih progresnya yang berjalan dengan baik, namun terkait hewan ternak yang
mati, itu ada bentuk pelaporan dan berita acara kematiannya begitu, imbuhnya,
Ditanya terkait hewan ternak yang mati ada visum dari dokter
hewan atau tidak, Tri Wahyuningsih mengatakan tidak sejauh itu,
” tidak sejauh itu lah, intinya kalau hewan itu mati ya
ada alasannya kalau hilang ada laporan kehilangan begitu, jadi kalau menurut
saya untuk program Ketapang ini sudah bagus dan efektif, jelasnya.
Namun saat ditanya terkait jumlah Domba per-desa yang
diserahkan kepenerima manfaat, Tri Wahyuningsih mengatakan tidak tahu,
” kalau untuk jumlah domba yang diserahkan per-desa
berapa berapannya saya tidak tahu lupa, iya setau saya untuk program Ketapang
ini seharusnya di anggarkan juga untuk Kandang Dombanya, yang sudah-sudah juga
ada kandangnya, jadi begini kalau kita mah pelaporannya hanya progres realisasinya
saja, terkait anggaran Ketapang berapa terealisasinya begitu, gak sampai mendetail
yang mati mati Berapa berapanya gak gitu, menurut saya program Ketapang ini
sudah efektif, bebernya.
Sementara itu Pendamping Lokal Desa (PLD) Asmui, yang
mendampingi desa jeruk tipis, saat dihubungi melalui WhatsApp mengatakan, bahwa
program Ketapang 2022 itu terbagi menjadi dua yang pertama Jalan Usaha Tani
atau J.U.T dan pengadaan domba,
“Kalau setau saya untuk program Ketapang didesa jeruk
tipis ini, untuk Jalan Usaha Tani atau JUT, dan yang satunya lagi pengadaan
hewan ternak domba, itu diserahkan sama kelompok, setau saya untuk kelompoknya
kalau gak salah ada satu kelompok, kalau untuk jumlah domba yang diserahkan
kalau tidak salah ada sekitar 10 sampai 15 domba kalau gak salah, terkait hewan
ternak yang mati itu kalau gak salah ada satu apa dua itu pak, dan saya juga
sudah menyarankan agar kalau ada hewan ternak yang mati difoto, Ujar Asmui,
Ia melanjutkan, untuk Kandang Dombanya itu kan dari warga
sudah menyediakan kandang, jadi tidak disediakan kandangnya, kalau anggaran
pembuatan kandangnya sendiri sih ada, namun kan itu tersisa berapa persen saja
karna sudah di realisasikan di jalan usaha tani JUT itu, kalau saya sih sudah
mengarahkan untuk pembuatan kandang domba itu, disediakan RAB nya kalau ada
kalau tidak ada di RAB nya berartikan
disilpakan pak anggarannya, imbuhnya.
Padahal sebelumnya diberitakan di media ini dari beberapa
desa se-kecamatan kragilan dari mulai desa jeruk tipis, desa dukuh, desa undar
andir berikut berita sebelumnya,
Untuk itu diminta kepada dinas terkait agar segera mengrocek
terkait program ketahanan pangan di desa desa se-kecamatan kragilan yang diduga
merugikan keuangan negara apa bila terbukti terkait dugan tersbur agar segra
melakukan tindakan tegas.