Serang, penasultan.co.id,– Pembangunan tanggul irigasi di Desa Undar Andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, yang saat ini tengah berlangsung, mendadak dihentikan oleh warga. Proyek yang bertujuan untuk mengendalikan banjir dan memperkuat sistem irigasi ini mendapat penolakan karena dinilai mengganggu akses aktivitas warga sehari-hari.
Warga kesal karena keinginan mereka yang dianggap sederhana tak kunjung dipenuhi oleh pihak pelaksana proyek. Warga hanya meminta agar jalan yang digunakan untuk aktivitas harian dibeton dan dibuatkan tanjakan agar tidak terlalu curam, seperti kondisi awal sebelum proyek dimulai. Hal ini penting agar saat hujan turun, warga tetap bisa beraktivitas dengan aman.
Menurut Rusmiati, warga RT 05, tuntutan warga dalam aksi blokade proyek ini sangat sederhana.
“Tanggul harus dicor, sekarang tidak bisa dilalui masyarakat. Awalnya bagus, sekarang becek dan tidak bisa dilewati. Kami ingin seperti semula, supaya bisa beraktivitas, pergi ke tambak, ke Ciruas, dan lainnya,” ujarnya, Senin (19/05/2025).
“Kalau jalan dibagusin atau dicor, ya silakan pembangunan dilanjutkan,” tambah Rusmiati.
Warga lainnya juga mengeluhkan kondisi tanjakan yang terlalu curam, terutama saat hujan.
“Itu tanjakan ke desa tolong disesuaikan, jangan terlalu curam. Kalau hujan, susah nanjak, sudah banyak korbannya. Saya juga pernah jatuh, kalau dalam sudahnya sampai gegelutungan,” ujar seorang warga seraya memperagakan kejadian yang dialaminya.

Senada dengan warga, Muis, staf Desa Undar Andir, menyatakan dukungannya terhadap aspirasi tersebut.
“Kami dari pihak desa tentu harus support, karena kenyataannya memang begitu. Akses jalan itu penting. Ada juga terowongan yang sempit, mobil angkutan saja banyak yang harus balik arah. Material seperti kaca sering pecah di situ,” katanya.
Lebih lanjut, Muis menilai bahwa jika pembangunan tanggul ini dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti jalan yang memadai, bisa menjadi alternatif jalur utama.
“Kalau jembatan seperti di Panosogan bisa dibangun di sini, pasti akses dari Walantaka dan sekitarnya akan lebih dekat lewat Undar Andir. Kami berharap pihak pelaksana dari PT PP (Persero) segera memenuhi tuntutan warga,” tegasnya.
Sementara itu, operator alat berat dari PT Putra Tambak Utama (PTU), subkontraktor dalam proyek ini, mengatakan bahwa mereka hanya mengikuti instruksi.
“Kami kerja sudah seminggu lebih. Kalau soal permintaan warga, itu wewenang dari pihak PP. Kami hanya jalankan tugas. Kalau PT-nya punya Haji Dedi, PT.PTU,” ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak PT PP selaku pelaksana utama proyek belum dapat dikonfirmasi.
Diketahui, pembangunan tanggul di wilayah Undar Andir merupakan bagian dari paket CW-03 yang dimulai sejak kuartal IV tahun 2021 setelah pembebasan lahan di beberapa desa. Proyek ini mencakup pembangunan tanggul sepanjang 1.700 meter dan saluran drainase sepanjang 100 meter dari total target 1.900 meter. Per April 2022, progres proyek baru mencapai 10,439% dari rencana 47,574% dengan deviasi minus 37,135%.
(Tisna)